Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan terus memonitor mulai menyalanya alarm inflasi tersebut. Inflasi bulan Juli tercatat cukup tinggi, yaitu sebesar 1,57%. Meski demikian, BI masih optimistis tekanan inflasi ini sifatnya temporer.
"Kami terus monitor dan membahas hitungannya, jangan dianggap kami tidak melakukan apa-apa. Tekanan inflasi Juli lalu sebesar 1,57% merupakan sumbangan dari urusan pangan (volatile food) yang memang bisa naik tapi dia juga bisa turun," kata Gubernur BI terpilih Darmin Nasution di Jakarta, Selasa (3/7).
Darmin bilang, tahun ini memang unik karena terjadi musim yang aneh di mana di tengah musim kemarau masih terjadi hujan. Ini merupakan faktor penyebab utama ketidakstabilan harga bahan pangan. BI juga memperhitungkan dampak kenaikan tarif dasar listrik juga masih akan terasa.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, BI melempar sinyal belum akan melakukan adjustment kebijakan moneter misalnya dengan menaikkan suku bunga acuan. Namun, seperti biasa, Darmin enggan menegaskan hal tersebut. "Rapatnya besok untuk penentuan BI Rate," ujarnya.
Ia mengingatkan, selama ini kadangkala ada kesalahpahaman tentang kaitan inflasi dengan BI Rate. "Kami menentukan BI Rate itu tidak terbalik, dengan melihat inflasi dulu baru tentukan suku bunga acuan. Kami set BI Rate untuk menggiring inflasi satu tahun ke depannya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News