kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini cara Bank Mandiri hindari naiknya kredit macet


Selasa, 28 Juli 2015 / 21:15 WIB
Ini cara Bank Mandiri hindari naiknya kredit macet


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Mandiri menyebut, nilai kredit bermasalah pada semester dua berpotensi mengalami kenaikan. Oleh karena itu, untuk menekan risiko kenaikan non performing loan (NPL) tersebut, Bank Mandiri mempunyai sejumlah jurus.

Pertama yakni dengan menyalurkan kredit pada sektor yang masih memperlihatkan perkembangan baik. Bank Mandiri mencatat, beberapa sektor pada semester pertama tahun ini yang mencatatkan penurunan kualitas kredit adalah sektor listrik, air dan gas. Selain itu juga jasa pengangkutan, pergudangan dan komunikasi.

Cara selanjutnya yaitu dengan selektif sejak awal memilih debitur. Jadi dengan mengetahui sektor yang berpotensi mempunyai masalah maka, bisa menghindari tipe debitur di sektor yang berpotensi menyebabkan naiknya NPL tersebut.

“Kami telah mengantisipasi hal ini sejak awal, sehingga tidak banyak debitur dengan karakter bisnis demikian, sehingga NPL di Bank Mandiri masih dapat terkendali dengan baik. Sedangkan perkembangan NPL perbankan saat ini lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi secara keseluruhan, tidak hanya dampak pelemahan rupiah,” kata Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri, Selasa (28/7).

Pada semester kedua nanti, Bank Mandiri menargetkan NPL Gross akan berada di level 3% sedangkan NPL Net akan berada pada level 0,5% sampai 0,7%.

Pelemahan rupiah, sebut Rohan, berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Bank berlogo pita emas ini mencatat sejak pertengahan 2013 lalu sampai sekarang, pertumbuhan kredit perbankan secara umum menurun hampir 50%.

Tercatat pada Juni 2013 lalu, kredit perbankan sempat tumbuh mencapai 21%, sementara terakhir pada April 2015, pertumbuhan kredit perbankan hanya mencapai 10,4%.

Hal tersebut menurutnya, menyebabkan melambatnya kebutuhan dana Bank Mandiri untuk melakukan ekspansi. Selain itu perlambatan kredit tersebut juga menyebabkan profitabilitas Bank Mandiri mengalami penurunan.

“Meskipun telah dilakukan beberapa pelonggaran kebijakan moneter ketat seperti pelonggaran aturan LTV properti dan kendaraan bermotor, BI masih belum dapat menurunkan bunga acuan BI rate yang saat ini berada pada level 7,5% seiring masih besarnya potensi tekanan terhadap rupiah,” ujarnya.

 Namun, pada semester dua tahun ini, Bank Mandiri masih optimis bahwa kredit akan tumbuh dikisaran 13% sampai 15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×