Reporter: Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Memasuki paro kedua 2016, BNI Syariah sudah menyusun strategi apa saja yang akan dilakukannya guna mengembangkan produk. Direktur Korporasi dan Bisnis BNI Syariah, Kukuh Rahardjo menyatakan ada beberapa produk terkait aset dan liabilitas yang akan dikembangkan.
Dari sisi aset, anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini menyiapkan dua skema yaitu dari sektor produktif dan konsumtif. Kukuh menjelaskan dari sektor produktif, BNI Syariah akan bekerja sama dengan perusahaan induknya untuk masuk dan membantu penyaluran kredit ke sektor infrastruktur.
Sementara dari sektor konsumtif, Kukuh mengaku BNI Syariah akan membuat program Griya Swakarya yang sedang dalam proses perizinan. “Kita sudah masukkan proposalnya ke OJK dan akan diluncurkan dalam waktu dekat,” kata Kukuh beberapa waktu lalu di Hotel Le Meridien.
Kukuh menjelaskan program Griya Swakarya ini merupakan program untuk memanfaatkan aset-aset wakaf yang bisa dimanfaatkan untuk aset-aset konsumtif.
Selain itu, BNI Syariah juga menyiapkan produk liabilitas. Kukuh menyatakan produk tersebut berupa bancassurance yang pelaksanaannya nanti akan bekerja sama dengan BNI Konvensional.
Ini dilakukan BNI Syariah guna menambah pemasukan dari pendapatan biaya. “Proyeksinya (dari bancassurance) sampai akhir tahun ini kira sekitar Rp 10-50 miliar,” kata Kukuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News