Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Selain soal likuiditas dan kecukupan modal yang memadai, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) punya faktor pendukung lain atas peningkatan laba bersih yang tercatat dalam tiga bulan pertama tahun ini. Faktor tersebut adalah pengendalian biaya dana yang diimbangi peningkatan net interest income (NII).
Agus Mulyana, Sekretaris Perusahaan BJB menuturkan, biaya dana BJB di kuartal pertama tahun ini hanya naik 1,8%, sementara NII naik 11,2%. "Sejalan dengan biaya dana yang cuma naik tipis, NII kami naik 11,2% menjadi Rp 1,2 triliun," terang Agus kepada KONTAN, Selasa (28/4).
NII BJB, kata Agus, naik seiring ekspansi kredit dan memberikan pendapatan bunga tumbuh 6,6% atau mencapai Rp 2,26 triliun dari Rp 2,12 triliun di kuartal pertama 2013. Nah, pencapaian-pencapaian itu pun ditambah dengan pengendalian provisi untuk kredit bermasalah.
"Provisi kami turun hingga 40% menjadi hanya Rp 61 miliar," katanya. Asal tahu saja, BJB berhasil membukukan laba bersih Rp 388 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini atau naik 18,9% dari periode sebelumnya Rp 326 miliar.
Tahun ini, Agus mengatakan, BJB juga akan berhati-hati menyikapi perkembangan ekonomi dan dunia usaha Indonesia. Selain itu, BJB juga menilai tahun ini sebagai tahun konsolidasi internal untuk memperkuat pondasi bisnis agar tumbuh secara sehat dan berkualitas.
"Untuk itu, kami akan fokus pada kredit konsumer yang sudah menjadi expertise kami yang nantinya akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan laba BJB di tahun ini," ujar Agus.
Dari Januari hingga Maret tahun ini, pertumbuhan kredit BJB mencapai 9,5% menjadi Rp 49,9 triliun. Agus bilang, kredit BJB didorong oleh pertumbuhan kredit konsumer yang naik 16% menjadi Rp 34,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News