Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia mengumumkan laba bersih perseroan pada semester pertama 2015 mengalami kenaikan tipis 1,6% menjadi Rp 11,86 triliun. Kinerja yang tidak terlalu menggembirakan ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Antara lain tingginya biaya operasi yang mencapai Rp 14,6 triliun atau mengalami kenaikan 26,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja juga terhambat karena tingginya beban bunga yang mencapai Rp 13,07 triliun atau naik 40% dibandingkan tahun sebelumnya.
Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah biaya provisi yang mengalami kenaikan 25% menjadi Rp 3,86 triliun dari tahun sebelumnya. Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, adanya beberapa beban tersebut menyebabkan pendapatan bunga bersih perseroan hanya tumbuh 10,2% menjadi Rp 26,8 triliun.
“Kenaikan biaya provisi tersebut disebabkan karena NPL perseroan mengalami kenaikan menjadi 2,33% dari sebelumnya 1,97%,” ujar Haru dalam paparan publik kinerja BRI, di Jakarta, Jumat (31/07).
Haru mengatakan, penyumbang NPL terbesar adalah sektor medium sebesar 7,71%, sektor usaha kecil komersial 4,14%, dan sektor korporasi sebesar 3,28%. Adapun jumlah kredit yang telah disalurkan BRI pada semester 1 2015 tercatat mengalami kenaikan 9,7% menjadi Rp 503,5 triliun.
Penyaluran kredit terbesar ke sektor ritel sebesar Rp 187,3 triliun, sektor mikro 165,8 triliun, dan sektor korproasi sebesar Rp 121 triliun.
Meskipun laba bersih mengalami pertumbuhan tipis, pendapatan non bunga perseroan di semester 1 2015 masih tumbuh cukup besar, yaitu 46,9% menjadi Rp 5,6 triliun. Pertumbuhan pendapatan non bunga ini salah satunya disumbang oleh peningkatan fee based income perseroan sebesar 32,4% menjadi Rp 3,5 triliun.
“Fee based income tersebut sebanyak Rp 770,1 miliar disumbangkan dari peningkatan transaksi ebanking,” ujar Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Sjam.
Untuk DPK, sampai semester pertama 2015 tercatat mengalami pertumbuhan 17,3% menjadi Rp 573,1 triliun. Pertumbuhan DPK BRI semester 1 ini sebagian besar dikontribusikan oleh CASA yang tumbuh 54,1%. Deposito juga tercatat juga mengalami pertumbuhan namun tidak signifikan, yaitu sebesar 26%.
Tercatat, jumlah asset BRI pada semester 1 2015 mengalami kenaikan 20,2% menjadi Rp 781,18 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News