Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan digital tampak masih memasang bunga deposito tinggi untuk menarik deposan. Lantas, seperti apa profil deposannya?
Sebagai informasi, bunga deposito sejumlah bank digital masih dipatok tinggi. Misalnya Bank Amar yang masih menawarkan bunga tertinggi sebesar 9%, Krom Bank sebesar 8,75%, Bank Neo Commerce 8%, Superbank dan Allo Bank sebesar 7,5%.
Hal ini dinilai wajar oleh Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda. Sebab, bank digital menurutnya belum mampu bersaing dengan bank konvensional untuk menarik dana pihak ketiga (DPK).
Baca Juga: Mewaspadai Tingginya Margin Bunga Bank Digital
“Setidaknya hingga bank digital punya instrumen baru guna meningkatkan likuiditas, saya rasa masih akan terjadi perang bunga simpanan tinggi ini,” terang Nailul kepada Kontan, Rabu (11/6).
Nailul menyarankan, nasabah sebaiknya memperhatikan model bisnis dan ekosistem bank digital yang berkelanjutan sebelum berdeposit. Bila bank digital tersebut memiliki dukungan investor atau bank pengendali, itu menurutnya lebih bagus.
Tak cuma itu, nasabah juga perlu memperhatikan tingkat bunga yang sesuai ketetapan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan keamanan siber bank yang kuat.
Lantas, seperti apa, sih, profil deposan bank digital yang tergiur dengan tawaran ini?
Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia, Indra Utoyo mengungkap, komposisi nasabah Allo Bank didominasi oleh generasi Z yang mencakup 40% dari total nasabah. Mereka datang dari umur 17 hingga 25 tahun. Sementara itu, generasi millenial yang berumur 26 hingga 40 tahun sebesar 25%.
“Saat ini tenor yang paling populer dipilih adalah tenor 3 bulan ke atas,” terang Indra.
Indra memproyeksi, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Allo Bank akan tumbuh di atas rata-rata industri perbankan. “Mengingat Allo Bank terus mencatatkan pertumbuhan kredit retail berbasis digital yang cukup tinggi,” tambah Indra.
Profil deposan PT Bank Raya Tbk juga tak jauh beda. Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi mengungkap, deposannya didominasi oleh generasi millenial dan generasi Y, yakni mencakup 55%. Mereka rata-rata berumur 30 hingga 50 tahun.
Baca Juga: Ini Tanggapan Bank Digital soal Permintaan OJK agar Turunkan Bunga Deposito
“Ini mencerminkan kemapanan dan kemampuan untuk berinvestasi jangka panjang,” kata Tiwi.
Mereka, lanjut Tiwi, banyak memilih tenor pendek yakni antara 1 hingga 3 bulan.
Ke depan, Tiwi memproyeksi simpanan depositonya akan terus bertumbuh seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk berinvestasi. Sebab menurut Tiwi, deposito masih dipandang sebagai instrumen investasi yang aman di tengah tren penurunan suku bunga Bank Indonesia.
“Kami juga terus mempertimbangkan berbagai faktor dan terus mengevaluasi suku bunga simpanan secara berkala agar dapat terus menarik minat masyarakat menabung di Bank Raya,” kata Tiwi.
Selanjutnya: Penjualan Motor Listrik Turun, Aismoli Desak Kepastian Regulasi Pemerintah
Menarik Dibaca: Inflasi Naik Terus? Ini Pengertian dan Cara Mengatasinya yang Perlu Anda Tahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News