Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, penawaran bunga tinggi bank digital diperkirakan belum mereda kendati Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%.
Hal ini terjadi di tengah tantangan likuiditas yang tecermin dari perebutan simpanan nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) hingga instrumen lainnya.
Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) Indra Utoyo menyampaikan, bahwa Allo Bank pada saat ini belum memiliki rencana untuk menyesuaikan suku bunga deposito dalam waktu dekat, mengingat kondisi makroekonomi yang penuh tantangan termasuk tekanan likuiditas yang masih tinggi dan persaingan DPK yang ketat.
Baca Juga: BCA Digital Ingin Fokus Kembangkan Blu, Belum Berencana IPO dalam Waktu Dekat
"Di samping itu, Allo Bank terus mencatatkan pertumbuhan kredit digital yang tinggi dimana hal ini tentunya harus dapat diimbangi dengan pertumbuhan pendanaan digital yang baik agar rasio LDR tetap dapat dikelola secara prudent," ungkap Indra kepada Kontan.co.id, Senin (24/2).
Menurutnya, penentuan tingkat bunga deposito ke depan tergantung dari beberapa faktor termasuk kondisi makro ekonomi Indonesia yang tentunya dipengaruhi tren dinamika global serta tentunya pertumbuhan bisnis penyaluran kredit yang dilakukan oleh Allo Bank.
Jika dilihat dari laman perusahaan, Allo Bank menawarkan suku bunga deposito tertinggi sebesar 7,50% per tahun dan terendah 5% per tahun.
Sementara itu, PT Bank Jago Tbk (ARTO) terpantau menaikkan suku bunga deposito usai pemangkasan BI Rate bulan lalu.
Di lihat dari laman perusahaan, Bank Jago menawarkan suku bunga deposito pada rentang 5% hingga 6%, meningkat dari yang sebelumnya pada rentang 4,25% hingga 5,25%.
Tjit Siat Fun, Direktur Kepatuhan & Sekretaris Perusahaan Bank Jago mengatakan, dalam menetapkan tingkat suku bunga pihaknya mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi ekonomi dan pasar serta kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) maupun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Penawaran bunga bukan menjadi satu-satunya faktor bagi nasabah untuk menggunakan produk simpanan bank, melainkan keunggulan dan keunikan produk dan layanan bank tersebut," ujar wanita yang akrab disapa Afun ini.
Baca Juga: Upaya Sejumlah Bank Besar Terus Perkuat Posisi di Industri Perbankan Digital
Afun menerangkan, dari sisi likuiditas, permodalan Bank Jago cukup kuat untuk mendukung investasi dan pertumbuhan bisnis secara berkualitas dan berkelanjutan. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai sebesar 45,6% per kuartal III-2024, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata CAR Industri perbankan.
Adapun Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi menjelaskan, dalam menentukan suku bunga, Bank Raya secara berkala melakukan evaluasi suku bunga simpanannya, dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas Bank Raya maupun industri serta suku bunga yang diterapkan oleh peers.
Di sisi lain, Bank Raya disebut wanita yang akrab disapa Tiwi ini, tidak melihat adanya kesulitan dari sisi likuiditas. Hal ini terlihat dari rasio-rasio likuiditas Bank Raya yang tetap terjaga.
Per September 2024, Total Dana Pihak Ketiga tumbuh 11.2% yoy menjadi Rp7,8 triliun, sehingga kondisi likuiditas Bank Raya tetap terjaga dengan LDR pada di level 86,4%.
Demikian juga untuk rasio LCR dan NSFR yang tetap berada diatas batas ketentuan minimum regulator sebesar 100%, yaitu LCR sebesar 224,6% dan NSFR sebesar 138,2%.
Jika dilihat dari laman perusahaan, Bank Raya menawarkan bunga deposito yang beragam hingga yang tertinggi 6%. Bunga simpanan untuk produk Saku Jaga Bank Raya misalnya berkisar antara 0,50% hingga 3,00% per tahun. Adapun bunga saku jaga optimal ditawarkan dari 4% hingga 6%. Sementara bunga saku pintar berkisar 3,75% hingga 4,50%.
Baca Juga: Hibank Resmi meluncur, Targetkan 1 Juta Pengguna
Sasmaya Tuhuleley, Direktur Utama SeaBank Indonesia juga menyebut, sampai dengan saat ini SeaBank belum berencana untuk melakukan penyesuaian bunga deposito.
"Namun, demi menjunjung asas kehati-hatian kami terus melakukan pengamatan kondisi ekonomi baik di dalam dan luar negeri, termasuk faktor lain yang mempengaruhinya," ujarnya.
SeaBank selalu berkomitmen untuk memberikan produk dan layanan yang terbaik bagi Nasabah. Salah satunya dengan menghadirkan produk deposito tersebut, yang juga menjadi bagian pemasaran dan strategi akuisisi SeaBank.
Jika dilihat, Seabank menawarkan produk deposito dengan suku bunga mencapai 6% per tahun, dengan kurun jatuh tempo 1, 3, dan 6, dan 12 bulan. Nasabah dapat membuka deposito minimal saldo Rp1 juta. Adapun, penempatan deposito relatif dalam jangka waktu singkat, mulai dari 1 bulan.
Selanjutnya: BCA Finance Lakukan Upaya Ini untuk Capai Target Pembiayaan Rp 47,4 Triliun pada 2025
Menarik Dibaca: KAI Operasikan 9.572 Perjalanan Kereta Api Selama Masa Angkutan Lebaran 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News