kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Adira Finance genjot pembiayaan syariah


Senin, 01 April 2019 / 13:28 WIB
Ini strategi Adira Finance genjot pembiayaan syariah


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan pembiayaan syariah multifinance menunjukkan perbaikan. Begitu juga yang dialami oleh PT Adira Dinamika Multifinance atau dikenal dengan Adira Finance pada awal tahun ini.

Sejak dua bulan pertama 2019, perusahaan pembiayaan ini mencatatkan pembiayaan syariah sebesar Rp 267 miliar. Jumlah tersebut meningkat hingga 119% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan pihaknya telah mengupayakan sejumlah cara agar pembiayaan syariah membaik setelah tahun lalu sempat negatif. Di antaranya gencar mengembangkan produk syariah.

Adira Finance menargetkan pembiayaan syariah tumbuh 5%-10%. Salah satu strateginya melalui peningkatan jumlah kantor cabang dari 25 kini sudah berjumlah 40 cabang.

“Jadi 40 kantor cabang itu sudah beroperasi yang tujuannya untuk memperluas jaringan bisnis melalui kantor cabang ini. Nantinya tim penjualan syariah Adira juga akan memasarkan produk ini sekencang-kencangnya,” kata Hafid di Jakarta, ketika ditemui beberapa waktu lalu.

Dari sisi pendanaan, Adira Finance sudah menyiapkan sumber pendanaan baru melalui penerbitan sukuk maupun pinjaman dari bank syariah. Misalnya, penerbitan sukuk mudharabah berkelanjutan III Adira Finance Tahap II Tahun 2019 sebesar Rp 214 miliar.

Hingga saat ini pendanaan dari sukuk masih mengambil porsi besar. Nantinya perusahaan masih berniat menerbitkan sukuk dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan pendanaan dan kondisi pasar.

Akhir 2018, pembiayaan syariah Adira Finance tumbuh melambat. Tercatat pembiayaan syariah yang disalurkan mencapai Rp 1,78 triliun. Penurunan pembiayaan syariah disebabkan produk ini tidak mempunyai keunggulan kompetitif dibandingkan konvensional.

Meski demikian produk ini dinilai masih potensial mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Menurut Hafid, perkembangan produk syariah membutuhkan waktu hingga akhirnya diterima masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×