Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Dua hal dikhawatirkan bakal menggoyang industri kartu kredit Indonesia pada 2015. Dengan begitu maka persaingan perbankan diperkirakan makin ketat.
"Dua hal itu adallah penggunaan PIN (untuk kartu kredit) dan (pembatasan izin) hanya dua kartu untuk pendapatan di bawah Rp 10 juta," ujar Direktur Ritel PT Bank Bukopin Tbk, Agus Hernawan, seusai meluncurkan program "Fiesta Bazaar Kartu Kredit Bukopin" di Jakarta, Senin (6/10/2014).
Menurut Agus, kedua hal itu akan menyebabkan perbankan saling bersaing memenangkan hati konsumen, pada saat bersamaan nasabah berpenghasilan di bawah Rp 10 juta harus memangkas penggunaan kartu kredit pula.
Agus berpendapat, bank penerbit kartu kredit akan bersaing ketat untuk menjaga bukan fasilitas yang diterbitkannya yang bakal dihentikan pemakaiannya oleh para nasabah berpenghasilan kurang dari Rp 10 juta itu.
Adapun terkait penggunaan personal identification number (PIN), kata Agus, Bank Bukopin sudah mulai melakukan sosialisasi. Dia berharap bank-nya tak akan menghadapi kesulitan ketika aturan Bank Indonesia ini mulai berlaku per 1 Januari 2015.
Deputi Kepala Divisi Kartu Kredit Bank Bukopin, Caecilia Candra, menambahkan, sosialisasi itu antara lain dilakukan leawt e-mail, disertakan dalam surat tagihan, dan melalui layanan pesan singkat (SMS).
"Lagi siapkan pin base. Tapi itu harus siap, makanya kami sedang proses development. Kami mulai sosialisasi PIN, kan harus siap. Delapan puluh persen siap dan sosialisasi kami siapkan e-mailblast, di tagihan bottom message ada amplop, dan SMS," papar Caecilia. (Tabita Diela)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News