kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ini yang bikin bisnis kartu kredit makin ketat


Senin, 06 Oktober 2014 / 23:17 WIB
Ini yang bikin bisnis kartu kredit makin ketat
ILUSTRASI. Fregat berpeluru kendali Changzhou dan kapal perusak berpeluru kendali Jinan di bawah Komando Teater Timur PLA China, membentuk formasi di Laut China Timur selama latihan maritim pada 20 Januari 2021. Dok: eng.chinamil.com.cn/foto oleh Fang Sihang


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Dua hal dikhawatirkan bakal menggoyang industri kartu kredit Indonesia pada 2015. Dengan begitu maka persaingan perbankan diperkirakan makin ketat.

"Dua hal itu adallah penggunaan PIN (untuk kartu kredit) dan (pembatasan izin) hanya dua kartu untuk pendapatan di bawah Rp 10 juta," ujar Direktur Ritel PT Bank Bukopin Tbk, Agus Hernawan, seusai meluncurkan program "Fiesta Bazaar Kartu Kredit Bukopin" di Jakarta, Senin (6/10/2014).

Menurut Agus, kedua hal itu akan menyebabkan perbankan saling bersaing memenangkan hati konsumen, pada saat bersamaan nasabah berpenghasilan di bawah Rp 10 juta harus memangkas penggunaan kartu kredit pula. 

Agus berpendapat, bank penerbit kartu kredit akan bersaing ketat untuk menjaga bukan fasilitas yang diterbitkannya yang bakal dihentikan pemakaiannya oleh para nasabah berpenghasilan kurang dari Rp 10 juta itu.

Adapun terkait penggunaan personal identification number (PIN), kata Agus, Bank Bukopin sudah mulai melakukan sosialisasi. Dia berharap bank-nya tak akan menghadapi kesulitan ketika aturan Bank Indonesia ini mulai berlaku per 1 Januari 2015. 

Deputi Kepala Divisi Kartu Kredit Bank Bukopin, Caecilia Candra, menambahkan, sosialisasi itu antara lain dilakukan leawt e-mail, disertakan dalam surat tagihan, dan melalui layanan pesan singkat (SMS).

"Lagi siapkan pin base. Tapi itu harus siap, makanya kami sedang proses development. Kami mulai sosialisasi PIN, kan harus siap. Delapan puluh persen siap dan sosialisasi kami siapkan e-mailblast, di tagihan bottom message ada amplop, dan SMS," papar Caecilia. (Tabita Diela)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×