kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.315   46,00   0,28%
  • IDX 7.114   16,64   0,23%
  • KOMPAS100 1.023   -2,85   -0,28%
  • LQ45 777   -0,67   -0,09%
  • ISSI 233   -1,09   -0,47%
  • IDX30 401   -0,73   -0,18%
  • IDXHIDIV20 461   -0,73   -0,16%
  • IDX80 115   -0,23   -0,20%
  • IDXV30 116   -0,55   -0,47%
  • IDXQ30 128   -0,25   -0,19%

Inklusi Keuangan Syariah Masih Rendah, Ini Strategi Manulife Syariah


Rabu, 28 Mei 2025 / 13:41 WIB
Inklusi Keuangan Syariah Masih Rendah, Ini Strategi Manulife Syariah
ILUSTRASI. KONTAN/Baihaki/27/5/2025. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 menunjukkan kemajuan signifikan dalam pemahaman masyarakat pada keuangan syariah.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 menunjukkan kemajuan signifikan dalam pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah. Literasi keuangan syariah nasional tercatat mencapai 43,42%. Sayangnya, inklusi keuangan syariah masih tertinggal jauh, baru menyentuh angka 13,41%.

Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia, Fauzi Arfan, mengungkapkan bahwa rendahnya tingkat inklusi bukan hanya disebabkan oleh kesenjangan pemahaman, tetapi juga oleh pendekatan yang terlalu eksklusif dalam pemasaran produk syariah.

“Masalahnya adalah kita harus tampil dengan produk-produk yang inovatif dan inklusif. Jangan sampai asuransi syariah itu hanya dikotakkan sebagai produk untuk komunitas Muslim saja,” ujar Fauzi dalam acara Media Briefing Manulife Syariah, Rabu (28/5).

Baca Juga: Bhinneka Life Gandeng Hamilton Engine untuk Implementasikan PSAK 117

Menurutnya, agar inklusi bisa meningkat, pelaku industri perlu menghadirkan produk syariah yang tidak hanya sesuai prinsip, tapi juga praktis, mudah dipahami, dan fleksibel dalam penggunaannya. Produk yang terlalu rumit, dengan jargon teknis yang sulit dicerna, justru membuat masyarakat enggan untuk terlibat lebih jauh.

“Kadang orang yang sudah paham pun jadi enggan membeli, karena produk terlalu sulit dimengerti. Jangka waktu, skema pembayaran, dan ketentuan terlalu rumit. Kalau dibuat lebih sederhana dan fleksibel, itu jauh lebih bisa diterima masyarakat,” jelasnya.

Sebagai bagian dari strategi peningkatan inklusi, Manulife Syariah Indonesia telah meluncurkan produk baru yang diberi nama MPS Flexi pada Selasa, (28/5). Produk ini dirancang dengan mengedepankan fleksibilitas dan kemudahan dalam pemahaman serta akses pembayaran. Langkah ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak kalangan, termasuk mereka yang selama ini enggan memilih produk syariah karena kesan eksklusivitas dan kerumitan.

Fauzi juga menekankan bahwa meskipun mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim, banyak dari mereka yang bersikap realistis dalam memilih produk keuangan. Mereka cenderung mempertimbangkan manfaat praktis dan kemudahan daripada semata-mata label syariah.

“Muslim realistis lebih dominan. Ketika ditawari produk syariah tapi tidak lebih baik dari produk konvensional secara manfaat dan kemudahan, mereka bisa jadi tidak memilih syariah. Tapi kalau kita hadirkan produk yang simpel dan fleksibel, itu baru menarik,” tambahnya.

Ia pun berharap strategi serupa dapat diadopsi lebih luas oleh pelaku industri lain untuk mendorong inklusi keuangan syariah secara nasional.

Baca Juga: Prudential Syariah Terus Berinovasi Majukan Ekosistem Keuangan Syariah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×