kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Intip Prospek Saham Big Banks pada 2025


Rabu, 01 Januari 2025 / 16:34 WIB
Intip Prospek Saham Big Banks pada 2025
ILUSTRASI. Kinerja saham emiten perbankan dinilai masih tetap menjadi salah satu sektor yang layak di koleksi untuk investasi jangka panjang pada tahun 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/12/2024


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kinerja saham emiten perbankan dinilai masih tetap menjadi salah satu sektor yang layak di koleksi untuk investasi jangka panjang pada tahun 2025. Khususnya saham-saham big banks atau KBMI 4.

Para analis menilai, saham big banks tetap menarik dengan berbagai sentimen dan katalis yang akan mendorong ekspansi kinerja di tahun ini. Kendati di 2024 emiten perbankan menghadapi tantangan yang cukup besar. Mulai dari likuiditas yang ketat, hingga masih tingginya biaya dana atau cost of fund.

Tantangan tersebut turut tercermin dari pergerakan saham-saham big banks yang cenderung melandai di 2024. Berdasarkan data RTI, kinerja saham big banks mayoritas mengalami koreksi selama periode setahun di 2024.

Baca Juga: Daftar 15 Saham dengan Market Cap Terbesar 2024, Ada yang Naik Hingga Ratusan Persen

Penurunan paling dalam dialami oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang kinerja sahamnya anjlok 20%, diikuti PT Bank Negara Indonesia (BBNI) yang minus 13,69% dan PT Bank Mandiri (BMRI) minus 1,70%.

Hanya segelintir bank yang bisa mempertahankan kinerja sahamnya tetap menghijau seperti PT Bank Central Asia (BBCA) naik 10,42% dan PT Bank Syariah Indonesia yang bisa melambung hingga 70,90%.

Bahkan pada perdagangan di akhir 2024 yakni pada (30/12) saham big banks ditutup di zona merah. saham BBCA terpantau melemah melemah 1,28% ke level Rp9.675 per saham. Saham big banks lainnya seperti BBRI melemah 0,49% ke level Rp 4.080 per saham.

Selain itu saham BMRI ditutup melemah 1,72% ke level Rp 5.700 per saham, dan BBNI ditutup melemah 0,23% ke level Rp 4.350 per saham.

Walau demikian, Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi Joe menilai, prospek saham big bank di tahun 2025 akan tetap bagus, dan bisa mencetak new high setelah beberapa bulan terakhir di 2024 tren saham perbankan sedang mengalami down tren.

“Tantangan likuiditas ketat memang masih akan terjadi di perbankan, tapi tidak berlaku di big bank karena 90% simpanan dana masyarakat itu dikuasai oleh 10 bank besar. Kalau bank kecil pastinya akan berefek,” ungkap Kiswoyo kepada kontan.co.id.

Kiswoyo juga bilang, ada potensi Bank Indonesia akan menurunkan kembali suku bunga acuan atau BI Rate, sehingga beban bunga atau cost of fund (CoF) di perbankan bisa melandai. Selain itu, segmen kredit juga masih berpotensi bertumbuh pada tahun ini, meskipun tidak seagresif dan setinggi pertumbuhan di tahun 2024.

Baca Juga: Kinerja IDXBUMN20 Jeblok, Investor Saham Emiten Pelat Merah Terpaksa Gigit Jari

Meski demikian, pasar disebut Kiswoyo masih menunggu bagaimana arah dan realisasi kebijakan pemerintah di tahun 2025 untuk dapat mendorong pergerakan ekonomi, sehingga kredit bank juga ikut terdampak.

“Tapi untuk harga saham KBMI 4 saat ini memang sedang murah, jadi rekomendasinya tetap buy saham big bank. Karena mau beban bunga dan likuiditas ketat di industri, big bank tetap akan untung besar, karena NIM bank kita itu salah satu tertinggi di dunia,” ungkapnya.

Kiswoyo pun merekomendasikan pada tahun 2025 investor saham dapat membeli di harga wajar, dengan target harga BBRI di Rp 7.000, BBCA di harga Rp 11.500, BMRI di harga Rp 8.500 dan BBNI di harga Rp 7.000.

Sementara Junior Equity Analyst Pilarmas Investindo Arinda Izzaty Hafiya mengatakan, meskipun kondisi likuiditas ketat diproyeksikan berlanjut di 2025, beberapa sentimen dan katalis yang dapat menopang kinerja emiten perbankan.

"Seperti digitalisasi dan inovasi produk. Bank-bank yang berinvestasi dalam teknologi digital dan menawarkan produk inovatif dapat terus menarik nasabah, terutama di segmen ritel dan UMKM. Di mana saat ini kita perbankan sedang ramai-ramai berinovasi untuk memberikan kemudahan bagi nasabah," kata Arinda.

Selain itu, permintaan kredit yang stabil disebut bisa menjadi sentimen dan katalis yang dapat menopang kinerja emiten perbankan. Menurutnya, dengan penyaluran kredit yang terus bertumbuh di mana pada Oktober 2024 bertumbuh sebesar 10,92%.

Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) dan adanya insentif Kebijakan Likuiditas Makro prudensial (KLM) Bank Indonesia.

Baca Juga: Mencerna Kinerja Investasi Saham di Sepanjang Tahun 2024

Arinda menjelaskan, bahwa kebijakan KLM ini memberikan kelonggaran bagi perbankan untuk mengurangi Giro Wajib Minimum (GWM) yang harus dipenuhi dan dialihkan untuk penyaluran kredit pada sektor prioritas. Hingga Oktober 2024, BI telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp 259 triliun.

Di tahun ini, ia juga memprediksi adanya pemangkasan suku bunga The Fed hingga 100 bps yang memungkinkan Bank Indonesia untuk mengambil langkah untuk menurunkan suku bunga guna merangsang pertumbuhan ekonomi, margin bunga bersih (NIM) dapat terdongkrak.  

"Emiten perbankan dengan pendapatan non-bunga yang kuat, seperti dari layanan fee-based juga dapat lebih resilien terhadap tekanan likuiditas.  Selain itu, kebijakan pemerintah, seperti stimulus ekonomi atau insentif bagi sektor tertentu juga dapat meningkatkan permintaan pembiayaan," tuturnya.

Oleh karena itu ia merekomendasikan buy pada tiga saham emiten bank pelat merah. Dengan target BBRI buy pada Rp 5.625, BBCA buy dengan target Rp 12.025, dan BBNI buy dengan target Rp 6.350. 

Selanjutnya: Layanan Pertanahan Capai 8 Juta Berkas dan Hasilkan PNBP Rp 2,9 Triliun

Menarik Dibaca: BSI Bidik 10 Juta Pengguna BYOND by BSI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×