Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Pepatah itu tepat untuk menggambarkan aplikasi mobile banking dari perbankan jaman now, karena tidak hanya untuk transfer dan transaksi, kini super apps perbankan punya fitur yang lebih kaya mulai dari simpan dana tabungan dan deposito transaksi keuangan hingga mengelola investasi dan asuransi.
Aplikasi super apps M2U ID milik PT Maybank Indonesia Tbk salah satunya, punya layanan investasi keuangan. Ada sederet instrumen investasi yang hadir di M2U ID, mulai dari deposito, reksadana, surat berharga negara (SBN), emas dan bancassurance yang dapat nasabah pilih sesuai dengan profil risiko nasabah.
Head Digital Banking Maybank Indonesia, Charles Budiman mengatakan, Maybank Indonesia ingin menjadikan M2U ID sebagai bagian dari layanan wealth management untuk nasabah. Agar lebih terjangkau, melalui aplikasi M2U ID nasabah dapat berinvestasi dengan modal yang ramah di kantong. “Lewat aplikasi M2U ID, nasabah dapat memulai investasi di reksadana mulai dari Rp 100.000,” kata Charles, belum lama ini.
Pada layanan tersebut, Charles bilang produk reksadana adalah yang paling punya transaksi tinggi, lantaran produk reksadana adalah produk investasi yang pertama kali diperkenalkan di M2U ID yaitu sejak tahun 2020. Di tahun 2025 ini, Maybank Indonesia memproyeksikan transaksi reksadana di M2U ID akan tumbuh seiring dengan potensi pertumbuhan di berbagai instrumen pasar uang maupun pasar modal.
Nah, dalam pembelian reksadana, nasabah dapat membeli reksadana sekali saja atau otomatis setiap bulan, serta dapat melakukan top up atau jual reksadana di aplikasi M2U ID.
Ada banyak jenis reksadana dari perusahaan asset management yang ditawarkan di M2U ID mulai dari reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana saham dan reksadana terstruktur. Adapun, nasabah dapat memilih reksadana sesuai dengan tujuan finansial mereka, untuk jangka panjang misalnya bisa masuk ke reksadana campuran atau reksadana saham.
Selain itu, Charles menambahkan, untuk nasabah konservatif, M2U ID menyediakan fitur deposito online dan SBN. Untuk deposito online, Maybank Indonesia menawarkan suku bunga deposito yang lebih kompetitif dibandingkan membuka rekening deposito di cabang, di antaranya ada tawaran bunga deposito mulai dari 3,50% hingga 4,25% untuk pembukaan rekening deposito online.
Rincian bunga deposito di Maybank Indonesia :
Nominal Penempatan | Suku Bunga (% per annum/per tahun) | |||
1 Bulan | 3 Bulan | 6 Bulan | 12 Bulan | |
Rp10 juta - < Rp100 juta | 3.50% | 3.50% | 3.75% | 3.75% |
Rp100 juta - < Rp1 miliar | 3.50% | 3.50% | 3.75% | 3.75% |
Rp1 miliar - < Rp2 miliar | 3.75% | 3.75% | 4.00% | 4.00% |
≥ Rp2 miliar | 4.00% | 4.00% | 4.25% | 4.25% |
Baca Juga: Lewat M2U ID, Investasi Emas Dalam Genggaman
Satu lagi dari Maybank Indonesia yang belum lama hadir di aplikasi M2U adalah menghadirkan fitur investasi di SBN. Kehdarian fitur baru ini untuk mempermudah investor melakukan investasi di pasar sekunder, dengan syarat minimal pembelian investasi yang tidak bikin kantong bolong, yakni mulai dari Rp 1 juta.
Tidak hanya itu, portofolio SBN (tradable bonds) yang ada di M2U ID ini dilengkapi dengan performa potensi imbal hasil yang ter-update secara real time, sehingga bisa mendapatkan pandangan yang jelas tentang potensi imbal hasil investasi investor. “Transaksi SBN di M2U ID App tidak dikenakan biaya tambahan, seperti biaya transaksi dan custodian, sehingga memberikan nilai lebih bagi investor,” ucap Charles.
Saat ini, jenis SBN yang tersedia dalam aplikasi M2U ID App meliputi Surat Utang Negara (SUN) seperti ORI, FR, dan INDON serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) seperti Sukuk Ritel, PBS, dan INDOIS.
Gayung bersambut, SBN merupakan instrumen investasi yang punya risiko terjaga. Di tengah tantangan pasar global, Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto menuturkan, investasi di SBN sekunder memberikan likuiditas dan keamanan bagi investor, sekaligus mendukung pengembangan pasar keuangan nasional.
Usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Charles bilang nasabah antusias memanfaatkan aplikasi perbankan M2U ID ini untuk memenuhi kebutuhan finansial, mulai dari membuka rekening tabungan, deposito hingga membeli reksadana secara online. Dari laporan keuangan di akhir tahun 2024, volume dana pihak ketiga (DPK) melalui M2U ID mencapai lebih dari Rp 10 triliun atau tumbuh lebih dari 19%.
Adapun di akhir tahun 2024 lalu, pertumbuhan volume transaksi M2U ID tumbuh 16% secara year on year (yoy) dengan transaksi lebih dari Rp 131,7 triliun, dan transaksi finansial M2U mencapai lebih 24,8 juta atau tumbuh lebih dari 17%.
Kedepan, melihat tren masyarakat yang lebih digital savvy dalam memanfaatkan layanan keuangan, Charles mengatakan Maybank Indonesia akan memperkaya lagi fitur-fitur keuangan yang ada di M2U ID, agar nasabah dapat mengelola kekayaan mereka atau wealth management hanya dalam satu genggaman.
Di tengah perkembangan digitalisasi, sebagian orang mulai beralih transaksi keuangan secara digital dari konvensional. Tak heran, transaksi perbankan di kanal digital lebih tinggi, sedangkan di kantor cabang mulai sepi.
Hal itu tercermin dari kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Februari 2025 tetap tumbuh didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, dari sisi transaksi, pembayaran digital mencapai 3,38 miliar transaksi atau tumbuh 31,21% secara year on year (yoy) pada Februari 2025 yang didukung oleh seluruh komponennya.
Dan volume transaksi pada aplikasi mobile dan volume transaksi pada internet terus meningkat masing-masing tumbuh sebesar 32,22% (yoy) dan 16,51% (yoy) pada Februari 2025.
Pada tahun 2030 nanti, BI memproyeksikan transaksi digital akan terus naik dengan prediksi lonjakan transaksi digital mencapai 10,05 miliar. Lonjakan transaksi ini datang dari kelompok masyarakat digital savvy mulai dari milenial, Gen Z dan Gen Y.
Baca Juga: Maybank Syariah Gandeng Amalsholeh Demi Permudah Aksi Donasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News