kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jasindo Kejar Premi Asuransi Pertanian Rp 180 Mili


Senin, 22 Februari 2016 / 10:55 WIB
Jasindo Kejar Premi Asuransi Pertanian Rp 180 Mili


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) optimistis pendapatan premi dari Program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) tahun ini bakal tumbuh lebih tinggi. Perusahaan asuransi pelat merah ini sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengerek premi asuransi pertanian.

Sahata L. Tobing, Direktur Operasi Ritel Jasindo, menargetkan, perusahaannya di 2016 bisa meraih premi dari penjaminan atas sejuta hektar (ha) lahan pertanian padi. Angka ini meningkat dari realisasi 2015 yang cuma mengkaver 233.000 ha lahan.

Jasindo mematok premi AUTP sebesar Rp 180.000 per hektare. Itu berarti, dengan target bisa menutup satu juta lahan padi, total premi yang bisa diraih oleh Jasindo mencapai Rp 180 miliar.

Untuk mengerek pendapatan premi tersebut, Jasindo bakal menambah jumlah tenaga di lapangan. Jika tahun lalu mereka baru memiliki 200 pemasar dan penyuluh, tahun ini bisa bertambah menjadi 1.200 tenaga lapangan. "Kami akan cari 1.000 orang lagi termasuk dari SMK (sekolah menengah kejuruan), agar jadi stimulus mereka sebagai lapangan kerja baru," kata Sahata.

Selain itu, Jasindo juga akan menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga yang memiliki jaringan luas sampai ke daerah. Salah satunya PT Pos Indonesia. Tujuannya agar petani lebih mudah mengakses AUTP. Kongsi ini juga bisa menekan beban biaya yang dikeluarkan Jasindo.

Tak hanya berancang-ancang untuk memasarkan asuransi pertanian, Jasindo pun mengantisipasi klaim yang bakal timbul dari AUTP. Untuk itu, Jasindo mengalokasikan dana untuk jaga-jaga pembayaran klaim ini.

Sahata mengatakan, untuk tahun 2016, dana yang disiapkan buat klaim asuransi pertanian mencapai Rp 90 miliar. Dana itu harus selalu dicadangkan sebagai bentuk tanggungjawab Jasindo. Apalagi, hingga Februari, Sahata bilang, sudah ada klaim yang masuk dari petani. Tapi, dia enggan mengungkapkan secara detail nilai klaim yang masuk sampai bulan ini.

Yang jelas, Sahata menambahkan, Jasindo bakal memproses pembayaran klaim asuransi pertanian secepat mungkin. "Rata-rata proses pembayaran klaimnya cuma lima hari, lebih cepat dari ketentuan yang maksimalnya hingga 14 hari," ujarnya.

Meski begitu, Jasindo juga berusaha untuk menekan klaim dengan lebih banyak menggunakan tenaga penyuluh pertanian. "Tenaga penyuluh lebih mengerti tentang pengelolaan irigasi sampai soal penanggulangan hama pertanian," kata Sahata.

Ke depan, Jasindo bakal membuat program baru, yakni asuransi peternakan. Sahata menjelaskan, nantinya Jasindo ikut dalam konsorsium. Dia optimistis, program asuransi peternakan akan lebih lancar dijalankan ketimbang asuransi pertanian.

Sebab, pola peternak di Indonesia lebih tertata ketimbang pertanian. "Di berbagai lokasi sudah ada sentra-sentra peternak. Hal ini akan lebih memudahkan kami," ucap Sahata. Beda dengan keberadaan petani yang lebih tersebar. Dia menambahkan, potensi asuransi peternakan cukup prospektif seiring dengan pertumbuhan kebutuhan daging ternak di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×