kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Jatuh Tempo 5 Juli 2025, BCA Siap Lunasi Obligasi Senilai Rp 435 Miliar


Selasa, 13 Mei 2025 / 15:50 WIB
Jatuh Tempo 5 Juli 2025, BCA Siap Lunasi Obligasi Senilai Rp 435 Miliar
ILUSTRASI. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) siap melunasi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 Seri A. Surat utang senilai Rp 435 miliar ini akan jatuh tempo pada 5 Juli 2025 mendatang.KONTAN/Baihaki/1/3/2025


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) siap melunasi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 Seri A. Surat utang senilai Rp 435 miliar ini akan jatuh tempo pada 5 Juli 2025 mendatang.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, kondisi likuiditas perusahaan sangat memadai untuk memenuhi kewajiban tersebut secara penuh dan tepat waktu.

“Perusahaan berencana melunasi surat utang yang jatuh tempo tersebut menggunakan dana internal,” ujar Hera kepada Kontan, Jumat (9/5).

Baca Juga: ANTM dan BBCA Teratas, Cek Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Selama Sepekan

Menurutnya BCA akan terus berkomitmen untuk tetap menjaga kepercayaan investor dan kelancaran operasional perusahaan, termasuk dalam pemenuhan kewajiban instrumen utang. 

“BCA juga senantiasa mengelola likuiditas secara prudent serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan manajemen risiko,” tegasnya.

Setelah ini, Hera bilang, pihaknya masih belum berencana menerbitkan obligasi baru.

Baca Juga: BCA Salurkan Kredit Konsumer Rp 225,7 Triliun pada Kuartal l-2025

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, ada aspek positif dan negatif ketika bank memilih menerbitkan surat utang. 

Sisi positifnya, bila respons pasar akan penerbitan obligasi tersebut baik, hal ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap bank tersebut. Efeknya, likuiditas bank menjadi lebih baik. 

“Sisi negatifnya, bank harus mencadangkan biaya untuk membayar kupon atau bunga obligasi,” terang Trioksa ketika dihubungi Selasa, (13/5).

Menurut dia, opsi terbaik yang dapat dilakukan bank di tengah tekanan perekonomian saat ini adalah dengan menjaga likuiditas dan melakukan efisiensi operasional. 

“Tentu bank sudah punya hitung-hitungan sendiri untuk menjaga likuiditas dan melakukan ekspansi kredit serta investasi. Bila dirasa masih mencukupi, maka opsi penerbitan obligasi bisa dikesampingkan terlebih dahulu,” pungkasnya.

Selanjutnya: Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan ke Sektor UMKM Rp 416,9 Miliar per Maret 2025

Menarik Dibaca: Selain Bagus untuk Kulit, Ini 5 Manfaat Vitamin C untuk Rambut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×