kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jumlah bank kecil terus berkurang, ini penyebabnya


Selasa, 29 Desember 2020 / 20:42 WIB
Jumlah bank kecil terus berkurang, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Bengkulu.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketentuan modal inti minimum Rp 1 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) efektif memaksa para bank-bank cilik di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1 menambah modal. Meski demikian, masih ada bank yang ditaksir tak dapat memenuhi ketentuan tersebut sampai akhir tahun ini.

Dari catatan KONTAN, per September 2020 bank yang masuk dalam kelompok BUKU 1 ada 10 bank. Sementara menjelang akhir tahun, masih ada setidaknya tiga bank yang belum mengumumkan rencana penambahan modalnya ke publik.

PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu misalnya Senin (28/12) resmi menerima tambahan modal Rp 100 miliar dari pemegang saham anyarnya yaitu PT Mega Corpora.

“Dengan setoran modal tersebut, modal inti perseroan telah mencapai lebih dari Rp 1 triliun dan akan melalui proses verifikasi oleh OJK untuk menjadi BUKU 2,” ungkap Direktur Utama Bank Bengkulu Agusalim, Selasa (29/12).

Meski belum mau menyebut berapa nilai total setoran modal, sesuai hasil RUPSLB Bank Bengkulu, Mega Corpora paling besar akan mengempit 26% kepemilikan saham Bank Bengkulu. Pun setoran modal tahap kedua paling lambat akan dilakukan Mega Corpora pada April 2021 mendatang. 

Baca Juga: Stimulus Covid-19 untuk lembaga keuangan non bank diperpanjang, ini penjelasan OJK

Sementara per September 2020, modal inti Bank Bengkulu tercatat senilai Rp 853,116 miliar. 

Mega Corpora juga akan jadi investor anyar sekaligus pengendali baru PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI). Perusahaan milik taipan CT Corp ini bakal mengakuisisi 73,71% saham Bank Harda yang sebelumnya dimiliki PT Hakimputra Perkasa. 

Adapula PT Bank Fama Internasional mulai menginisiasikan rencana melantai di bursa menjelang tutup tahun. Dalam pengumuman resminya, Bank Fama bakal menerbitkan 1,312 miliar saham anyar atau setara 24% komposisi total kepemilikan saham.

“Ditawarkan kepada masyarakat dengan rentang harga Rp 298-328 per saham. Nilai keseluruhan penawaran umum sekitar Rp 391 miliar-Rp 430 miliar,” tulis perseroan dalam prospektusnya. 

Selain dari dana publik, para pemegang saham perseroan juga ikut tambah modal dengan mencatatkan 4,100 miliar  saham baru. Dengan asumsi harga penawaran pada kisaran yang sama Bank Fama akan dapat tambahan modal Rp 1,221 triliun-Rp 1,344 triliun.

Nilai tersebut bakal cukup mendongkrak modal inti perseroan yang per September 2020 tercatat senilai Rp 277,272 miliar. 



TERBARU

[X]
×