Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Danamon Syariah berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 1,65 miliar di akhir Juni 2014. Capaian ini jauh lebih baik dibanding Semester I tahun lalu dimana Danamon Syariah justru menderita kerugian Rp 370 juta.
“Tahun lalu kita banyak melakukan pembukaan cabang baru yang menelan dana cukup besar. Sekarang banyak cabang baru yang kita buka sudah mulai memberikan profit,” kata Herry Hykmanto, Direktur Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Danamon, kemarin (20/7).
Pertumbuhan laba bersih juga tercapai berkat Danamon Syariah tak terlalu jor-joran dalam kompetisi margin simpanan demi menjaga likuiditas. Saat ini tingkat financing deposit ratio (FDR) Danamon Syariah per Juni 2014 telah menembus 120%. Tak heran mengingat pertumbuhan pembiayaan Danamon Syariah lebih tinggi dibanding pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
Pembiayaan Danamon Syariah meningkat dari Rp 1,36 triliun di Juni 2013 menjadi Rp 1,82 triliun di Juni 2014 atau tumbuh 33,82% secara year on year (YoY). Sementara DPK yang dihimpun Danamon Syariah meningkat dari Rp 1,72 triliun di Juni 2013 menjadi Rp 1,92 triliun di Juni 2014 atau tumbuh hanya 11,62% secara YoY.
"Idealnya DPK kami tumbuh sejalan dengan pembiayaan. Namun kondisi likuiditas Danamon Syariah saat ini tetap terjaga karena senantiasa mendapat sokongan likuiditas dari induk usaha Bank Danamon,” pungkas Herry.
Berdasarkan laporan keuangan Danamon Syariah pada Juni 2014, total aset telah mencapai Rp 2,76 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 11,29% dibanding total aset Danamon Syariah pada Juni 2013 yang mencapai Rp 2,48 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News