kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kartu ATM masih terkena skimming padahal sudah ada chip, ini penyebabnya


Jumat, 24 Januari 2020 / 18:49 WIB
Kartu ATM masih terkena skimming padahal sudah ada chip, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Nasabah menunjukan kartu debet dengan teknologi chips di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (25/3).


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kasus pembobolan rekening nasabah bank yang diduga melalui pencurian informasi dari kartu kredit dan debit atau skimming, kembali mencuat. Padahal bank-bank sudah membuat kartu ATM microchip yang diklaim aman.

Lantas kenapa skimming masih bisa terjadi kepada kartu ATM chip? Pakar teknologi Ruby Zukri Alamsyah mengatakan, kartu ATM saat ini masih memiliki kelemahan.

Baca Juga: Ada nasabah BCA yang jadi korban skimming di BNI Kendari, kok bisa? Begini ceritanya

Kartu ATM masih menggunakan dua layer, magnetik stripe di belakang kartu dan chip di bagian depannya.

"Kartu-kartu ATM yang sudah menggunakan magnetic chip itu coba perhatikan saja masih sangat jarang yang chip only. Masih double layer, ada chip, ada magnetik stripe," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Baca Juga: Dana nasabah hilang secara misterius, ini penjelasan BRI

Ruby menuturkan, skimming bisa terjadi terhadap kartu ATM yang masih menggunakan magnetik stripe meskipun kartu tersebut sudah menggunakan chip sekalipun.

"Kalau pertanyaan sudah pakai magnetik chip tapi masih bisa bobol ya, ya magnetik stripe-nya masih juga nempel. Itu percuma saja. Jadi yang dibobol bukan magnetik chip-nya, tapi magnetik stripe-nya karena dua-duanya ada," ucapnya.

Ia menduga masih adanya kartu ATM chip yang menggunakan magnetik stripe lantaran masih banyak merchant-merchant yang belum memiliki mesin Electronic Data Capture (EDC) yang bisa membaca chip. Mesin EDC merupakan mesin untuk transaksi debit yang biasanya ada di toko-toko perbelanjaan.

"Jadi ada merchant-merchant yang EDC-nya belum support chip berarti dia enggak bisa menggunakan kartu itu," kata dia. Namun Ruby memastikan sudah ada bank yang menerbitkan kartu debit chip tanpa menggunakan magnetik stripe.

Baca Juga: BCA targetkan lebih dari 90% kartu ATM sudah pakai teknologi chip di akhir tahun 2020

Sebelumnya, banyak nasabah BNI di Kendari. Sulawesi Tenggara, melaporkan telah menjadi korban skimming. Hingga Selasa (21/1/2020), ada 115 nasabah yang melapor telah menjadi korban skimming.

Kepala BNI Sultra, Muzakkir mengatakan, data ke 115 nasabah tersebut merupakan data yang diterima semenjak dibukanya layanan pengaduan khusus sejak Sabtu (18/1/2020).

Kejadian serupa juga terjadi pada nasabah BRI. Corporate Secretary BRI, Hari Purnomo mengatakan, pihaknya masih menginvestigasi laporan hilangnya dana nasabah di rekening pemilik akun Twitter @abunga0506.

Baca Juga: Implementasi kartu debit chip Bank Mandiri, BCA dan BRI sudah lampaui target

BRI belum bisa memastikan apakah ada indikasi skimming atau tidak dari hilangnya dana nasabah tersebut. "Bank BRI saat ini sedang melakukan investigasi terhadap kejadian penarikan uang di lokasi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Matoangin, Makassar," kata Hari. (Ade Miranti Karunia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kartu ATM Sudah Chip tapi Masih Kena Skimming, Kok Bisa?"
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×