Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko Bank Bukopin Jong Hwan Han, yang merupakan Direktur yang ditunjuk oleh KB menambahkan, dalam waktu dekat KB akan merealisasikan keinginannya menjadi pemegang saham pengendali baru Bukopin dengan kepemilikan minimal 51%, dengan memenuhi proses dan ketentuan yang berlaku baik di Indonesia maupun di Korea Selatan.
Baca Juga: Kookmin Bank Selangkah Lagi Kuasai Mayoritas Saham Bank Bukopin (BBKP)
Tapi belakangan, rumor baru kembali beredar. Menurut Sumber KONTAN, saat ini Kookmin tengah berselisih harga pembelian saham Bank Bukopin dengan salah satu pemegang saham yakni PT Bosowa Corporindo.
Sampai saat ini Bosowa memang masih tercatat sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 23,4% di Bank Bukopin. "Kookmin diminta untuk memberikan harga pembelian sesuai dengan penawaran Bosowa," kata Sumber itu.
Meski begitu, sampai saat ini KB Kookmin masih tetap berkomitmen untuk menjadi saham pengendali dan tetap berniat menjadi pembeli siaga dalam proses rights issue yang bakal digelar dalam waktu dekat.
Tapi di sisi lain, KB Kookmin bukan satu-satunya pihak yang punya rencana untuk menambah porsi saham di Bank Bukopin. Kabarnya, Negara Republik Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga sudah menyatakan niat untuk masuk ke Bank Bukopin.
Sebab, sebelum pengumuman resmi OJK dikeluarkan, OJK juga mengeluarkan surat ke Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tertanggal 11 Juni.
Surat yang juga ditembuskan ke dewan komisaris BRI (BBRI), direksi Bukopin (BBKP), serta dewan komisaris Bukopin (BBKP) ini meminta BRI masuk ke Bank Bukopin dengan memberikan technical assistance.
“Utamanya untuk mengatasi likuiditas dan operasional Bukopin,” tulis Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo dalam surat tertanggal 11 Juni ini.
Baca Juga: Surati OJK, Kookmin Bank siap jadi pemegang saham pengendali Bukopin