Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
Ironisnya Saudara menimbun uang rakyat/PP yang berjumlah 8.900 Nasabah/Keluarga, kalikan 3 Kepala = 26.700 jiwa yang menderita dengan dalih PT Kresna Life terdampak covid ?? Padahal yang saudara lakukan karena missmanagement dengan penempatan portfolio pemilik dana pada group Kresna sebesar 75% yang seharusnya sesuai regulator maksimal 25%. Ini sumber risiko rugi yang besar, jika terjadi harga saham bearish dan keuntungan yang besar jika terjadi harga saham bullish.
Apa yang terjadi tidak ada sama sekali transparansi, respect dan responsibility pada PP, padahal kamilah pemegang saham terbesar hingga dana terkumpul mencapai Rp 6,4 Triliun. Bandingkan dengan modal yang Saudara tanamkan di AJK, yang diukur dengan RBC (Risk based Capital) 120% ketika ini dipresentasikan pada calon PP dan dibujuk rayu untuk investasi pada AJK dengan pengelolaan dana yang prudential (hati-hati), awards di tahun 2019 yang banyak diraih, kenyataan sekarang?
Kresna group bukan perusahaan bodong tapi legal yang diawasi resmi oleh Ojk.
Info yang kami terima saudara tidak memiliki dana yang cukup saat ini dengan RBC - 600 %. Apapun yang terjadi itu tanggung jawab saudara, sebagai pemegang saham kendali, saudara bertanggung jawab hingga harta pribadi yang mungkin Anda simpan di Luar Negeri (panama paper), membangun apartement di Melbourne.
Kenapa saudara takut melakukan injeksi dan membayar kewajiban pada PP yang telah jatuh tempo, sementara mereka menjerit dan seandainya saudara ikhlas melakukan pasti saudara bisa, dan tentu pemerintah akan mendukung karena saudara dan PP yang terbayar akan bisa membelanjakan dana untuk menggerakkan ekonomi.
Mengapa saudara tidak tergerak, untung dan rugi itu risiko bisnis, belasan tahun Saudara telah menikmati keuntungan.
Mengapa AJK ikut ikutan default seperti saudara kita yang lain, yang telah dibekukan rekeningnya oleh Kejagung, sementara AJK tidaklah demikian.
Beranikah saudara menerima tantangan ini? haruskah kami PP menjerit lebih keras lagi, agar saudara dan Pemerintah mendengarkan jeritan kami.
Semoga Saudara bersedia mendengar dan membuka nurani untuk menghentikan jeritan kami, sehingga pemerintah mendengar kebaikan saudara.
Tuhan menyertai.
Wasalam
Pemegang Polis AJK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News