kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kelar Mei, begini update terbaru perihal restrukturisasi Jiwasraya


Minggu, 18 April 2021 / 16:34 WIB
Kelar Mei, begini update terbaru perihal restrukturisasi Jiwasraya
ILUSTRASI. Ketua Tim Percepatan Restrukturisasi Jiwasraya


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

Berat hati ikut restrukturisasi

Di tengah gembar-gembor keberhasilan restrukturisasi, nasabah Asuransi Jiwasraya tidak punya banyak pilihan agar uang mereka bisa kembali. Maklum, jika menerima restrukturisasi, akan ada pemotongan manfaat polis (haircut) pada skema yang ditawarkan Jiwasraya.

Akibatnya, mereka tidak bisa mendapatkan manfaat polis secara keseluruhan. Mereka juga belum mendapat kepastian kapan polis akan segera dibayarkan.

Silvya, nasabah Bank BTN yang membeli produk Jiwasraya Proteksi Plan sejak tahun 2018. Hingga saat ini, dananya masih tersangkut di Jiwasraya sebesar Rp 200 juta. Itu belum termasuk nilai tunai akhir periode investasi.

Guna mendapatkan uangnya kembali, ia akhirnya memilih opsi restrukturisasi. Orang tua tunggal dengan dua anak ini terpaksa menerima keputusan pemerintah dengan mengikuti skema tersebut.

Dari sekian opsi restrukturisasi yang ditawarkan ia mengambil skema nomor tiga dengan cicilan selama lima tahun.

Ia sebenarnya keberatan karena sudah menunggu pembayaran sejak tiga tahun lalu tapi nasabah hanya ditawarkan skema cicil lima hingga 15 tahun dengan potongan pokok uang nasabah 29%-31%.

Baca Juga: IFG Life siap terima polis Jiwasraya mulai Juni 2021

"Saya berharap jangan di potong pokok dan tidak di cicil lima tahun karena sudah tiga tahun saya menunggu dibayarkan. Jiwasraya yang korupsi kenapa nasabah yang menjadi korban," tambahnya.

Sementara nasabah lain, Cicik yang uangnya tersangkut Rp 180 juta memilih skema nomor dua. Dengan waktu cicilan lima tahun dan potongan pokok uang hingga 29%.  "Sebetulnya, saya mau pilih opsi pertama tapi rugi banyak," ungkap Cicik.

Walau belum ada kepastian akan dibayar, rencananya ia akan menggunakan dana tersebut untuk bayar utang. Mengingat, selama ini keluarganya memanfaatkan utang tersebut untuk usaha.

Cicik merasa nasabah sudah rugi banyak karena dicicil bertahun - tahun, tidak dapat bunga kemudian uang juga dipotong. Ia berharap Presiden Joko Widodo turun tangan menyelesaikan masalah ini karena menyangkut nasib rakyat kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×