Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Untuk memperjelas proses akuisisi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta keseriusan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Pasalnya, rencana akuisisi ini sudah lama bergulir namun belum menemukan opsi pasti. Untuk itu, pihak BUMN sudah memanggil BNI yang diwakili oleh Direktur Keuangannya Yap Tjay Soen.
"Kalau BNI mau serius mengambil Bahana, kemarin kami sampaikan, harus ada time table yang jelas," ucap Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian Negara BUMN, Gatot Trihargo, Rabu, (8/5).
Selain itu, BUMN juga meminta BNI untuk mendetailkan program dan konsep yang ada. Karena ia melihat bahwa perlu adanya kesejajaran antara program BNI dengan Kementerian BUMN.
Gatot pun menekankan bahwa nantinya proses akuisisi tersebut harus mampu memberi nilai yang bagus kepada Bahana. Ini karena aset Bahana yang merupakan human capital. "Yang penting nilai kepada BNI maupun Bahana. Karena nilainya luar biasa, jangan lihat aset," katanya.
Namun tak dipungkirinya bahwa perlu ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan untuk meminta persetujuan pemegang saham. Bila RUPS ini telah dijalankan, barulah bisa ditentukan seperti apa perhitungan dalam pengambilan Bahana.
Namun, disebutnya RUPS ini tidak menyertakan BUMN yang merupakan pemilik saham mayoritas. "Karena kalau kita nanti ada konflik kepentingan," kata Gatot.
Gatot berharap bahwa proses akuisisi Bahana oleh BNI dapat rampung di 2013 ini. Ia mengaku, banyak perusahaan BUMN lain yang juga tertarik membeli Bahana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News