Reporter: Dessy Rosalina, Nina Dwiantika |
JAKARTA. Persaingan bisnis kartu kredit sepertinya semakin sengit. Perbankan kini berlomba-lomba memperbesar jumlah pengguna kartu kredit, di tengah aturan Bank Indonesia (BI) yang mengharuskan nasabah berpenghasilan di bawah Rp 10 juta sebulan hanya boleh memiliki kartu dari dua penerbit.
Bank pun menggandeng prinsipal baru. Salah satunya Bank BNI, kemarin menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Japan Credit Bureau (JCB). JCB adalah penyedia jasa pembayaran kartu kredit asal Jepang, laiknya Visa dan MasterCard. JCB telah menerbitkan kartu kredit di 16 negara dengan total 79 juta pengguna.
Direktur Konsumer dan Ritel BNI, Darmadi Sutanto, mengatakan kolaborasi BNI dan JCB bakal tertuang dalam tiga skema. Pertama, di kuartal IV mendatang, BNI bakal merilis kartu kredit BNI dengan JCB sebagai prinsipal.
Kedua, kerja sama ATM agar pemegang kartu kredit berlogo JCB leluasa bertransaksi di seluruh jaringan ATM BNI. Ketiga, kerja sama mesin pembaca kartu atawa electronic data capture (EDC). "Dalam tiga tahun mendatang, penerbitan kartu kredit BNI dan JCB ditargetkan mencapai 200.000," ujar dia.
Pangsa pasar yang bakal digarap BNI yakni ekspatriat, perusahaan, hingga wisatawan Jepang. Dodit W. Probojakti, General Manager Card Center BNI, mengatakan saat ini nasabah Jepang yang tergabung di BNI saja sekitar 14.000 orang.
BNI juga menyiapkan sederet ekspansi. Misalnya, hingga akhir tahun BNI bakal menambah jumlah EDC hingga dua kali lipat menjadi 80.000 unit. Total investasinya antara US$ 400.000 - US$ 700.000.
Akhir tahun nanti, BNI optimistis, jumlah kartu kreditnya menjadi 2,08 juta kartu, naik dari sekarang sekitar 1,7 juta kartu. Target nilai transaksi meningkat 187% atau Rp 23 triliun di akhir tahun 2013.
Bank Mega juga menggeber bisnis kartu kredit. Realisasi kartu kredit Bank Mega kuartal I-2013 sebesar 1,7 juta unit dengan nilai outstanding
Rp 3,5 triliun. Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Tayib, menyampaikan kenaikan didorong kerja sama dengan gerai CT Corporation, seperti Carrefour dan Metro Department Store.
"Setelah mengambil alih co-branding Carrefour, kartu kredit kami tumbuh pesat," katanya. Hingga akhir 2013, bank milik pengusaha Chairul Tanjung ini membidik menerbitkan 300.000 kartu kredit baru. Salah satu cara menggapai target, menyodorkan berbagai diskon kepada nasabah.
Sedikit berbeda. Bank Central Asia (BCA) memasang target konservatif. Santoso, GM Kartu Kredit BCA, menargetkan, jumlah pengguna kartu bertambah 8%-10% dari posisi 2,4 juta di akhir 2012. "Tapi kami memasang target nilai transaksi bisa tumbuh hingga 20% dari posisi Rp 30 triliun," ujar dia. Potensi segmen ini juga besar, BCA memiliki 12 juta nasabah.
Informasi tambahan, Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) memperkirakan, di 2013 alat bayar plastik ini hanya tumbuh 5%. Ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang tumbuh 12%-13%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News