CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Kementerian PPPA Beberkan Penyebab Banyak Perempuan Masih Terjebak Pinjol


Minggu, 10 Desember 2023 / 05:25 WIB
Kementerian PPPA Beberkan Penyebab Banyak Perempuan Masih Terjebak Pinjol
ILUSTRASI. Kementerian PPPA menyebut masih banyak perempuan yang terjebak pinjaman online (pinjol). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyebut masih banyak perempuan yang terjebak pinjaman online (pinjol). 

Asisten Deputi Pengarustamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian PPPA Dewa Ayu Laksmi menyebut salah satu pemicunya karena rendahnya tingkat inklusi keuangan wanita, ditambah tingginya keinginan meminjam uang untuk memenuhi hidup.

"Saya melihat hal itu dipicu rendahnya tingkat inklusi keuangan wanita, seperti kepemilikan aset serta rekening, menjadi problematika dalam hal keuangan," ucapnya dalam webinar Expert Lab Bersama MSC Consulting, Kamis (7/12).

Baca Juga: Pemain Pinjol Janji Jaga Rasio Kredit Macet

Menurut Ayu, kepemilikan aset bagi perempuan juga menjadi hal penting agar perempuan menjadi pribadi yang berdikari. Dengan demikian, apabila terjadi hal-hal insidentil, perempuan dapat bertahan dan menyelesaikan permasalahan finansialnya sendiri. 

Ayu menjelaskan berdasarkan data, indeks literasi keuangan laki-laki sebenarnya lebih rendah dibandingkan perempuan, tetapi indeks inklusi keuangan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. 

Adapun indeks literasi keuangan laki-laki sebesar 49,05% dengan indeks inklusi keuangan 86,28%. Sementara itu, indeks literasi keuangan perempuan sebesar 50,33% dengan indeks inklusi keuangan 83,88%. 

Ayu menjelaskan perempuan yang terjerat pinjol biasanya menganggap sebagai jalan pintas yang singkat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan keuangan, serta syarat meminjam di pinjol lebih mudah tidak seperti di bank.

Baca Juga: Awas, Momen Nataru Bisa Jadi Peluang Bagi Pinjol Ilegal Mencari Mangsa

“Saya perhatikan, perempuan terutama di desa-desa, mereka tabungan saja tidak punya. Jadi, mereka bekerja hari ini untuk makan hari ini. Mereka juga masih menemukan problem keberatan di administrasi tabungan yang dipotong setiap bulan Rp 15.000. Buat mereka itu jumlah yang cukup banyak, kadang-kadang tidak mau,” katanya.

Oleh karena itu, Ayu menilai perlu adanya edukasi literasi digital dan penggunaan ponsel, khususnya pada perempuan, sebagai cara untuk mengantisipasi jebakan pinjol.

“Untuk literasi digital di Indonesia masih kurang. Sebab, kalau literasi lewat smartphone tidak bagus atau tidak baik, akan terjebak karena iming-imingan,” ungkap Ayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×