kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -33.000   -1,68%
  • USD/IDR 16.605   3,00   0,02%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Kepemilikan Bank di SRBI Semakin Menyusut, Dibayangi Pengetatan Likuiditas


Kamis, 01 Mei 2025 / 19:44 WIB
Kepemilikan Bank di SRBI Semakin Menyusut, Dibayangi Pengetatan Likuiditas
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Instrumen Sekuritisasi Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang dimiliki perbankan kian menunjukkan tren penurunan dibayangi pengetatan likuiditas.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

Meski demikian, ia mengatakan, komposisi terbesar adalah penempatan dana pada obligasi pemerintah. Di mana, terdapat pula penempatan dana pada Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan surat berharga lainnya.

“Strategi penempatan dana di surat berharga dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat,” ujarnya.

Pada prinsipnya, Hera menegaskan fungsi utama dari lembaga perbankan adalah sebagai sarana intermediasi ekonomi dalam artian penyaluran kredit. Per Maret 2025, total kredit BCA tumbuh sebesar 12,6% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 941 triliun. Pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri. 

Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk, M. Ashidiq M. Iswara melihat ada tren penurunan kepemilikan SRBI di perbankan nasional, termasuk di Bank Mandiri. Menurutnya, ini sejalan dengan strategi aktif pengelolaan portofolio surat berharga Bank Mandiri untuk mengoptimalkan likuiditas.

Baca Juga: Margin Keuntungan Bank Makin Tergerus, Ini Penyebabnya

“Ini mendukung ekspansi kredit dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan secara berkelanjutan,” ujar Ashidiq.

Per Maret 2025, aset Bank Mandiri yang ditempatkan di surat berharga termasuk SBN senilai Rp 403,67 triliun. Angka tersebut mengalami kenaikan dari periode sama tahun lalu yang senilai Rp 396,7 triliun.

“Secara nominal, kontribusi SRBI terhadap total aset surat berharga kami tidak terlalu signifikan, dimana mayoritas portofolio surat berharga kami masih dalam bentuk SBN,” ujarnya.

Ia menambahkan outstanding SRBI di bank berlogo pita emas ini akan disesuaikan dengan kondisi likuiditas bank sebagai bagian dari strategi optimalisasi aset; sekaligus mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter Bank Indonesia.

Selanjutnya: May Day 2025, Menteri Ara Serah Terima 100 Kunci Rumah Subsidi kepada Buruh

Menarik Dibaca: Ini Peluang dan Tantangan dari Indonesia yang Mendapat Pengenaan Tarif Resiprokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×