kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   42.000   1,86%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Kinerja Bank Digital Moncer pada Kuartal III-2025, Ini Faktor Pendorongnya


Jumat, 31 Oktober 2025 / 17:32 WIB
Kinerja Bank Digital Moncer pada Kuartal III-2025, Ini Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. Kinerja Bank Digital: Nasabah di Kantor Cabang Bank Jago, Jakarta, Senin (25/3/2024).KONTAN/Baihaki/25/3/2024. Perbankan digital terus melanjutkan kinerja positifnya hingga sembilan bulan tahun 2025. Performa labanya tumbuh mentereng.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan digital terus melanjutkan kinerja positifnya hingga sembilan bulan tahun 2025. Performa labanya tumbuh lebih mentereng dibandingkan dengan bank konvensional.

Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan laba dari bank digital yang mampu melesat dua hingga tiga digit dibandingkan dengan bank konvensional yang hanya mencatat pertumbuhan laba tipis, bahkan ada yang labanya turun.

Salah satu faktor pendorong performa keuntungan bank digital yang apik pada September 2025 ini adalah lonjakan pendapatan bunga bersih yang tumbuh dua digit.

Ambil contoh, PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan peningkatan laba bersih 131,9% secara tahunan menjadi Rp 199,1 miliar per September 2025. Pertumbuhan ini disokong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 64,9% menjadi Rp 1,08 triliun.

Baca Juga: Bank OCBC Catat Laba Bersih Rp 3,82 Triliun per Kuartal III-2025

Tak ketinggalan, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mencetak kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 28,75% secara tahunan menjadi Rp 818,69 miliar. Capaian ini berhasil menyokong kinerja laba bersih Allo Bank naik 25,54% menjadi Rp 379,87 miliar pada September 2025.

Kemudian PT Bank Raya Indonesia (AGRO) membukukan laba Rp 41,97 miliar pada September 2025. Capaian ini meningkat 23,9% yoy. Peningkatan keuntungan ini salah satunya didorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 23,06% menjadi Rp 512,2 miliar di sembilan bulan tahun ini.

PT Bank Amar Indonesia (AMAR) juga terlihat berhasil mencetak kenaikan pendapatan bunga bersih mencapai 17,75% menjadi Rp 987,9 miliar. Alhasil labanya tumbuh 14,70% yoy pada September 2025 menjadi Rp 174,64 miliar. 

Ida Bagus Ketut Subagia, Direktur Utama Bank Raya mengatakan, pertumbuhan kinerja yang positif ini didukung akselerasi pertumbuhan bisnis, baik dari sisi penyaluran kredit digital, transaksi maupun berbagai inovasi strategis.

“Di Kuartal III ini kami meluncurkan ragam inovasi baru untuk mendukung komitmen kami menumbuhkan bisnis digital. Komitmen ini sejalan dengan langkah transformasi Bank Raya untuk mengakselerasi adopsi produk digital Bank Raya di masyarakat. Dengan demikian, kami tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai visi kami untuk menciptakan bisnis digital yang berkelanjutan,” ungkapnya dalam siaran pers, Jumat (31/10).

Pada tahun ini Bank Raya menargetkan pertumbuhan kredit 2025 dapat dijaga di 5%-8%, sementara dari sisi laba, Bank Raya tetap optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan dua digit hingga akhir 2025.

"Kami memproyeksikan bahwa parameter-parameter kinerja seperti laba, DPK dan Kredit hingga akhir tahun akan terus menunjukkan trend pertumbuhan yang positif," imbuhnya.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung juga mengatakan, hasil positif ini merupakan bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi yang kami lakukan dengan berbagai ekosistem keuangan digital mampu memberikan nilai tambah bagi nasabah.

Sementara Corporate Secretary Allo Bank, Stacey Aryadi Suryoputro menyampaikan, sepanjang year to date hingga bulan September 2025, kontribusi utama pertumbuhan laba Allo Bank adalah optimalisasi atau peningkatan kredit khususnya pada segmen Retail Business melalui penyaluran produk PayLater/InstantCash yang terus menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dari sisi nasabah maupun volume transaksinya.

Memasuki semester II/2025, pihaknya melihat tantangan cukup besar seiring revisi Bank Indonesia (BI) atas proyeksi pertumbuhan kredit perbankan nasional menjadi 8–11%, turun dari perkiraan awal 11–13%. Kondisi makroekonomi global dan domestik yang masih penuh ketidakpastian juga menjadi faktor yang dicermati.

Kendati demikian, perseroan tetap menargetkan pertumbuhan positif di atas rata-rata industri perbankan.

“Data makroekonomi yang kurang kondusif tidak kami pandang sebagai alasan untuk berhenti menyalurkan kredit, melainkan momentum untuk mengkalibrasi kembali strategi agar lebih selektif, presisi, dan berbasis data,” jelas Stacey.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji mengatakan, kinerja saham bank digital memang rata-rata bertumbuh, baik dari sisi top line maupun bottom line karena faktor pendorongnya terkait dengan peningkatan pertumbuhan kredit dan pertumbuhan kredit ini menopang kinerja net interest margin dari saham-saham non big caps termasuk bank digital.

"Karena reduction of borrowing cost effectnya sudah terasa, dipengaruhi oleh dinamika trend penurunan suku bunga acuan yang terus berlanjut demi mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi, jadi penurunan bunga acuan ini bagus untuk meningkatkan pertumbuhan kredit kedepan," jelas Nafan.

Nafan pun memproyeksikan, saham-saham bank digital akan prospektif ke depannya, dan ekspansi kredit akan lebih optimal jika trend penurunan suku bunga acuan terus dilakukan oleh Bank Indonesia.

Di sisi lain, non performing loan bank digital dinilai masih cukup tinggi, dan ini menjadi challenge. Namun kata Nafan hal ini bisa dimitigasi dengan turunnya bunga acuan, sehingga kenaikan non performing loan pun juga bisa ditekan serendah mungkin.

"Untuk saham bank digital memang AGRO yang masih belum terkena target price jadi bisa dicermati, apalagi AGRO sedang dalam keadaan uptrend," kata Nafan. Ia pun merekomendasikan ADD AGRO TP Rp 278.

Sementara Menurut Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan, mayoritas emiten bank digital berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang solid, didorong oleh lonjakan pendapatan bunga bersih serta peningkatan pendapatan non-bunga.

"Ini memicu apresiasi harga saham digital pasca rilis laporan keuangan karena investor menilai ekspektasi pertumbuhan mulai terealisasi dan valuasi berpotensi naik (rerating)," katanya.

Ia melihat, secara umum, prospek bank digital ke depan tetap positif, selama emiten-emiten ini mampu menjaga disiplin kredit, efisiensi biaya, dan kualitas aset. Bank digital yang mampu menyeimbangkan pertumbuhan dengan manajemen risiko yang solid akan lebih resilient ke depan.

Ekky melihat saham BBYB cukup menarik. Menurutnya, perusahaan sudah berbalik mencetak laba hingga September 2025, dan akan semakin menarik bila proyeksi pertumbuhan kredit serta pendapatan non-bunga terus terjaga. Target harga jangka menengah berada di kisaran Rp450–500 untuk BBYB, dengan strategi akumulasi bertahap saat harga terkoreksi.

Baca Juga: Laba Bersih Bank SMBC Indonesia Turun 23,85% Jadi Rp 1,7 Triliun per Kuartal III 2025

Selanjutnya: Satu Klik untuk Inovasi AI: Acer Luncurkan Workstation Altos BrainSphere™ GB10 F1

Menarik Dibaca: Sadari Setelah Menstruasi, Langkah Kecil untuk Mencegah Kanker Payudara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×