kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Kinerja BFI Finance Tumbuh Positif Sepanjang 2024, Total Aset Capai Rp 25,1 Triliun


Senin, 24 Februari 2025 / 22:15 WIB
Kinerja BFI Finance Tumbuh Positif Sepanjang 2024, Total Aset Capai Rp 25,1 Triliun
ILUSTRASI. PT BFI Finance Indonesia Tbk atau BFI Finance (BFIN) menyebutkan hingga Desember 2024, total kelolaan aset perusahaan mencapai Rp 25,1 triliun. Angka ini meningkat 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. KONTAN/Baihaki/7/1/2025


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk atau BFI Finance (BFIN) menyebutkan hingga Desember 2024, total kelolaan aset perusahaan mencapai Rp 25,1 triliun. Angka ini meningkat 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. 

Presiden Direktur BFI Finance Sutadi menerangkan, pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) yang keseluruhannya naik 9,6% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 24,1 triliun. Sementara itu, pembiayaan baru mencapai Rp 20 triliun atau meningkat 5,1% yoy.

Sementara itu, Sutadi bilang, untuk porsi piutang pembiayaan yang terbanyak datang dari segmen pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat dan roda dua sebesar 59,5%, diikuti oleh pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 15,5%, dan pembiayaan berjaminan properti sebesar 5,0%. 

“Adapun pembiyaan untuk pembelian kendaraan roda empat bekas dan baru berkontribusi sebesar 16,1%, sedangkan pembiayaan berbasis syariah dan lainnya sebesar 3,9%,” kata Sutadi dalam keterangan resminya, Senin (24/2). 

Baca Juga: BFI Finance: Pelemahan Rupiah Tak Dorong Lonjakan Permintaan Alat Berat Merek China

Ia mengatakan bahwa pertumbuhan piutang tertinggi berasal dari segmen pembiayaan kendaraan roda empat bekas via showroom sebesar 35,3% secara yoy.

Tak hanya itu, Sutadi menyebutkan bahwa peningkatan kinerja turut diiringi dengan kelolaan rasio pembiayaan diragukan dan macet atau Non- Performing Financin (NPF) yang terjaga di posisi bruto 1,25% dan neto 0,21% per 31 Desember 2024. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,36%.

“Dan angka itu juga jauh lebih rendah lagi dibandingkan rerata industri yang berada di level rasio bruto 2,70%,” ujarnya. 

Sedangkan untuk NPF coverage tercatat sebesar 2,7x dari nilai NPF bruto, yang menunjukkan tingkat kehati-hatian perusahaan. Sementara itu, Sutadi mejuturkan bajwa BFI Finance juga mempertahankan gearing ratio yang sangat rendah sebesar 1,3x atau jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan OJK yakni 10x dan di bawah rerata dengan kisaran 2,31x.

Sutadi menambahkan, strategi BFI Finance untuk menjaga tingkat rentabilitas yang aman di tahun ini, antara lain yakni, dengan menyalurkan pembiayaan secara lebih selektif dan melakukan diversifikasi produk. 

Ia menilai, meski sektor pembiayaan menghadapi tantangan ekonomi, namun BFI Finance cermat pada pengelolaan risiko dan kualitas kredit untuk menjaga stabilitas kinerja perusahaan.

Secara keseluruhan, BFI Finance membukukan total pendapatan sebesar }Rp 6,3 triliun diiringi dengan total perolehan laba setelah pajak senilai Rp 1,6 triliun. Kemudian, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) tercatat masing-masing sebesar 8,0% dan 15,7% di tahun 2024. 

“Tentu pertumbuhan itu juga didukung dari fundamental bisnis yang kuat serta rekam jejak positif, sehingga sumber pendanaan juga berkembang dengan baik hingga Desember 2024,” ungkapnya. 

Baca Juga: Pasca RUPSLB, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi BFI Finance yang Baru

Lebih jauh lagi, ia menyebutkan sumber pendanaan terbesar berasal dari pendanaan bank dalam negeri sebesar 60% dari total pinjaman perusahaan, disusul oleh penerbitan obligasi sebesar 19%.

Sepanjang tahun 2024, BFI Finance juga telah menjalankan kewajiban pembayaran pelunasan lima obligasinya yang jatuh tempo dengan total nominal mencapai Rp 2,4 triliun. 

Sutadi menyebutkan, menutup kuartal III-2024, BFI Finance telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 dengan nilai sebesar Rp 600 miliar dengan rating ‘AA-(idn)’. Penerbitan ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan VI dengan target dana mencapai Rp 6 triliun.

Menjawab optimisme di tahun 2025, Sutadi mengatakan bahwa BFI Finance akan selalu bertransformasi agar tetap relevan dengan kondisi pasar yang semakin menantang melalui berbagai strategi dan inisiatif, antara lain, peluasan jaringan dengan peningkatan pelayanan terpadu berbasis digital, penyediaan solusi keuangan yang bersifat customer-centric, serta pengembangan teknologi end-to-end mulai dari sisi originasi pembiayaan hingga penagihan. 

“Tak hanya itu, aspek layanan pembiayaan konsumen juga terus akan kami tingkatkan, termasuk modal kerja untuk para pelaku usaha, peningkatan akses pembiayaan berbasis digital melalui perangkat mobile, dan juga pelatihan wirausaha untuk konsumen dan para pelaku bisnis,” jelasnya. 

Selanjutnya: Laba Bersih ESSA Naik 30,5% Jadi US$ 45,18 Juta di 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Konsumsi 3 Rempah Ini Untuk Redakan Sakit Perut hingga Mual

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×