Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama menyebut, pertumbuhan laba bank-bank besar itu karena dampak Covid-19 belum signifkan.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) baru dilakukan mulai Maret, sehingga tekanan di kuartal I baru terhadap sektor yang terdampak langsung saja.
"Dampak Covid-19 baru akan terepleksi penuh di kuartal II. Laba bank kemungkinan akan turun,"ujarnya pada KONTAN, Rabu (27/5).
Baca Juga: Restrukturisasi kredit perbankan yang terimbas pandemi corona makin bengkak
Namun, tekanan itu menurut Hans sedikit tertahan dengan adanya relaksasi restrukturisasi kredit yang diberikan OJK. Dengan relaksasi itu, bank tidak perlu menambah pencadangan ketika melakukan restrukturisasi. Kenaikan pencadangan yang paling besar menggerus laba perbankan.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengakui bahwa dampak Covid-19 terhadap kinerja kuartal I masih sedikit karena pemerintah baru mengumumkan bahwa Indonesia terpapar Covid-19 di bulan Maret.
"Kalau semua (kinerja) turun, sudah polanya begitu di kuartal I. Pengaruh langsung Covid-19 masih sedikit," ujarnya.
Baca Juga: BCA restrukturisasi Rp 82,6 triliun kredit yang terimbas pandemi virus corona
Likuiditas BCA masih sangat bagus sejak awal tahun karena adanya pertumbuhan dana murah yang tinggi tinggi sebesar 17,3% dan berkontribusi 76,7% terhadap total dana pihak ketiga perseroan. Sementara Covid-19 menekan sedikit menekan permintaan kredit. Itu membuat likuiditas perseroan masih longgar.