kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja Mandiri dinilai kalah dari BRI dan BNI


Minggu, 20 April 2014 / 14:00 WIB
Kinerja Mandiri dinilai kalah dari BRI dan BNI
ILUSTRASI. Promo Traveloka 12.12 Sale, Nikmati Kupon Diskon Hotel Domestik s.d Rp1,2 Juta


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Mantan menteri BUMN Rizal Ramli menilai akusisi Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri hanya cara mudah Bank Mandiri memperbaiki kinerjanya. Sebab, dalam beberapa tahun belakangan ini, dia menilai kinerja Bank Mandiri jeblok.

"Kinerja Bank Mandiri semakin melorot, kalah dari BRI dan BNI. Salah satu cara yang termudah adalah dengan mengambil alih BTN, untuk melipatgandakan jumlah aset," kata Rizal saat memberikan orasi kepada ribuan karyawan BTN yang mengadakan aksi unjuk rasa, di Menara BTN, Jakarta, Minggu (20/4).

Meski demikian, Rizal mengatakan bahwa dalam beberapa tahun belakangan ini, jumlah kredit macet di BTN terkait program kredit perumahan rakyat (KPR) semakin meningkat. Namun, tetap saja opsi akuisisi bukan pilihan terbaik. Karena itu, ia meminta Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk membatalkan rencana tersebut.

"Jika ingin membesarkam Mandiri, bukan dengan cara mengakuisisi sesama bank pemerintah. Lebih baik mengakuisi bank swasta," ujar pria yang menjabat di era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Dalam aksi unjuk rasa yang dipusatkan di halaman kantor mereka tersebut, para demonstran mengenakan pakaian hitam-hitam. Mereka membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan penolakan terhadap rencana akuisisi tersebut, diantaranya "Akuisisi = Kapitalis = Penjajah", "Save BTN", dan "Akuisisi adalah Neo-Liberalisme".

Selain itu, para demonstran juga membawa sebuah pocong yang bertuliskan "Kubur Akuisisi", yang dipasangi foto Dahlan. Mereka juga membawa gambar-gambar Dahlan yang diberi tulisan "Go To Hell". Tak hanya Dahlan, Direktur Utama BTN Maryono juga turut menjadi sasaran kemarahan para karyawan.

Selain para karyawan, aksi tersebut dihadiri oleh sejumlah petinggi BTN, baik yang berasal dari kantor pusat maupun dari daerah, seperti dari Makassar, Semarang, Pekalongan, dan Yogyakarta. Turut hadir pula Direktur Utama BTN periode 1988-1994 yang juga penggagas KPR, Asmuadji. Aksi berlangsung sekitar 2,5 jam. Dimulai pukul 09.00 WIB, dan berakhir pukul 11.30 WIB. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×