Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor jasa keuangan secara keseluruhan pada kuartal I-2025 masih solid. Kinerja yang solid dan inovasi berkelanjutan di sektor jasa keuangan memiliki dampak signifikan terhadap pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, penguatan inklusi dan literasi keuangan juga diwujudkan melalui berbagai program, seperti edukasi manfaat produk dan layanan keuangan, pembukaan rekening tabungan, perluasan akses permodalan hingga pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku bisnis UMKM serta kelompok masyarakat prasejahtera.
Kemudian, transformasi dan inovasi digital turut memainkan peran penting, baik dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis maupun menghadirkan solusi finansial yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat atau konsumen.
Survei OJK menunjukkan sektor perbankan optimis menghadapi 2025, tercermin dari Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) kuartal I yang berada di zona optimis (66). Optimisme ini didukung ekspektasi stabilitas ekonomi dan pertumbuhan intermediasi. Per Februari 2025, kredit perbankan tumbuh 10,30% secara tahunan menjadi Rp 7.825 triliun, meski kemudian melambat jadi 8,43% per Mei.
Baca Juga: Kualitas Kredit Perbankan Indonesia Berpotensi Turun, Cek NPL Bank di Negara Tetangga
Di sisi lain, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memperkirakan piutang pembiayaan multifinance hanya tumbuh 7-8% tahun ini, meski segmen potensial seperti BNPL dan pembiayaan perumahan terus dikembangkan. AAJI melaporkan pendapatan premi asuransi jiwa naik 3,2% menjadi Rp 47,45 triliun, didorong premi lanjutan yang tumbuh 8,2%. Sementara itu, premi asuransi umum naik tipis 0,3% jadi Rp 30,53 triliun pada kuartal I-205.
Untuk mengapresiasi perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan atas kinerja bisnis dan kontribusi dalam memperkuat inklusi keuangan melalui layanan yang semakin beragam dan inovatif, Plus Idea Komunika bersama goodmoney.id menggelar Innovative Future Finance Awards 2025 dan The 25 Top CEO Future Finance 2025.
Aviliani, Ekonom Senior INDEF sekalgus dewa juri ajang tersebut mengatakan bahwa tim riset Plus Idea Komunika menggunakan 4 indikator penilaian Innovative Future Finance 2025, yaitu financial performance, digital initiative, business synergy, serta economic empowerment and education.
“Sementara penilaian Top 25 CEO Future Finance menggunaan indikator pencapaian bisnis, nilai integritas, Inovasi, ketahanan organisasi, salah satunya kemampuan menghadapi krisis, serta dampak sosial dan tata kelola dari budaya organisasi, keberagaman, dan ESG,” papar Aviliani dalam keterangannya dikutip Selasa (24/6).
Sementara itu, Arief Wibisono, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan menyebutkan bahwa telah terjadi pergeseran signifikan dari nasabah dalam mengakses layanan perbankan. Hal itu ditandai dengan penurunan jumlah kantor cabang fisik, jumlah unit ATM yang melandai dan meningkatnya penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran, termasuk pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). “Selain itu, cybersecurity juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan guna menjaga kepercayaan layanan,” ujar Arief.
Baca Juga: Perbankan Genjot Pertumbuhan Kredit Lewat Skema Channeling
Adapun panerima Innovative Future Finance Awards 2025 diantaranya PNM, Pergadaian, BNI, CIMB Niaga, Bank Victoria, Bank Ganesha, Bank Hibank, BPD Bali, Bank Papuan, BPD DIY, Bank Sulselbar, BPRS Artha Madani, BCA Insurance, Indolife Pensiontama, Panin Dai-ichi Life, Reasuransi Nasional Indonesia, Toyota Astra Financial Services, Tokocrypto, KrediOne, Indodanadan Easy Cash.
Sementara peraih penghargaan Top 25 CEO Future Finance 2025 diantaranya Arief Mulyadi selaku Dirut PNM, Damar Latri Setiawan dari Pegadaian Nixon LP Napitupulu dari BTN, Darmawan Junaidi dari Bank Mandiri, Lani Darmawan dari CIMB Niaga, Achmad Friscantono dari Bank Victoria, Yuli Melati Suryaningrum dari BCA Syariah, Ida Bagus Ketut Subagia dari Bank Raya, dan Lanny Budiati dari BCA Digital.
Kemudian ada Hendro H. Wenan dari BCA Insurance, Aris Hartanto dari BRI Life, Simon Imanto dari Avrist, serta Andy Samuel dari Jasindo, Agus Prayitno Wirawan dari Toyota Astra Financial, Djaja Suryanto Sutandar dari WOM Finance, Pinohadi G. Sumardi dari Mandiri Tunas Finance, Nucky P. Djatmiko dari Easy Cahs, dan Hanif Mantiq dari Star AM.
Selanjutnya: Strategi Apexindo (APEX) Raih Kontrak Baru dan Mengerek Kinerja pada 2025
Menarik Dibaca: Harga Emas Melorot karena Kabar Gencatan Senjata Israel-Iran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News