kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kliring lebih murah dari transfer online, bankir tak khawatir kehilangan pendapatan


Senin, 02 September 2019 / 20:31 WIB
Kliring lebih murah dari transfer online, bankir tak khawatir kehilangan pendapatan
ILUSTRASI. Layanan nasabah Bank Mandiri


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) secara resmi telah menurunkan biaya transfer antarbank melalui Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI). Sejumlah bank besar yang dihubungi Kontan.co.id, Senin (2/9) mengatakan hal tersebut akan secara langsung berdampak pada efisiensi perbankan.

Salah satunya, PT Bank Mandiri Tbk yang menyambut baik penurunan biaya SKNBI dari maksimal Rp 5.000 menjadi Rp 3.500 per transaksi. Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menuturkan dengan diturunkan biaya tersebut pastinya uang yang dikeluarkan nasabah menjadi lebih terjangkau.

Baca Juga: Direksi BRI dirombak besar-besaran, ini alasannya

"Dengan nominal transaksi minimal Rp 10.000, transfer SKN ini memang cocok untuk nasabah retail perorangan yang mempunyai ticket size transaksi tidak besar," ujarnya.

Apalagi, selain menjadi lebih murah. Durasi atau waktu proses BI juga menjadi lebih cepat dari sebelumnya 5 kali proses dalam satu hari menjadi 9 kali proses.

Walau tidak dapat merinci secara detail, Thomas meyakini penurunan biaya SKNBI ini dapat meningkatkan jumlah transaksi maupun dari sisi pendapatan berbasis komisi alias fee based income (FBI).

Sebabnya, jika dibandingkan dengan biaya transfer online sebesar Rp 6.500, maka SKNBI jauh lebih murah. "Selain itu, SKNBI ini juga dapat bersaing dengan kecepatan transfer online," tambahnya.

Baca Juga: Dirombak besar-besaran, RUPSLB Bank BRI tunjuk Sunarso jadi dirut

Namun, dalam prakteknya hal tersebut dibebaskan ke masing-masing nasabah, tergantung dengan kebutuhan yang berbeda.

Walau relatif lebih murah dibandingkan transfer dana melalui koneksi internet, Thomas memastikan pihaknya tidak akan kehilangan pundi-pundi pendapatan non bunga. "Kapasitas sistem sudah dihitung dan disesuaikan dengan peningkatan jumlah transaksi tersebut," tuturnya.

Senada, VP e-Channel PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Fajar Kusuma Nugraha menilai walau biayanya turun, pergerakan transaksi akan menjadi lebih cepat. Hal tersebut lambat laun diprediksi bakal menambah pendapatan non bunga perusahaan.

Baca Juga: Perbaiki likuiditas, ini produk baru yang akan diluncurkan Jiwasraya

"Kebijakan ini mendorong nasabah bertransaksi, memberikan layanan lebih cepat juga mengakomodir kebutuhan Nasabah untuk transaksi dengan nominal yang lebih besar," terangnya.

Catatan saja, rata-rata transaksi kliring di channel BNI melalui mobile dan internet banking tercatat sebanyak 8.000 transaksi per bulan. Bank berlogo 46 ini meyakini jika sosialisasi kepada nasabah sudah maksimal, jumlah tersebut bakal lebih jumbo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×