Reporter: Ferry Saputra | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) buka suara terkait kabar Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang berencana melakukan konsolidasi perusahaan asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengaku mengetahui adanya rencana tersebut melalui pemberitaan publik dan informasi yang beredar. Pada prinsipnya sebagai asosiasi, pihaknya menyambut baik setiap upaya yang bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan dan tata kelola perusahaan asuransi, termasuk BUMN.
"Namun, hingga saat ini, kami belum menerima informasi resmi atau keterlibatan langsung dalam diskusi teknis terkait implementasi rencana tersebut," ujarnya kepada Kontan, Jumat (27/6).
Budi berharap AAUI juga dapat dilibatkan dalam dialog yang lebih luas dengan berbagai pihak terkait ke depannya. Dengan demikian, perspektif industri dapat menjadi masukan konstruktif dalam proses konsolidasi.
Baca Juga: AAUI Proyeksikan Lini Asuransi Aviation Dapat Bertumbuh ke Depannya
Lebih lanjut, Budi mengatakan dampak konsolidasi asuransi BUMN terhadap industri asuransi secara umum berpotensi menimbulkan hasil positif, terutama dalam hal peningkatan efisiensi operasional, penguatan permodalan, dan konsolidasi portofolio risiko.
"Entitas hasil merger berpeluang menjadi pemain (perusahaan besar) yang lebih solid, mampu mengelola risiko dengan kapasitas retensi yang lebih besar, serta lebih adaptif dalam pengembangan produk dan layanan berbasis teknologi," katanya.
Budi bilang hal tersebut tentunya dapat mendorong peningkatan daya saing industri nasional, termasuk di pasar korporasi, reasuransi domestik, dan sektor-sektor strategis lainnya. Meskipun demikian, dia juga mencermati bahwa dinamika pasar dapat berubah, terutama terkait komposisi perusahaan asuransi dan tingkat kompetisi antarpelaku usaha.
Baca Juga: AAUI Jelaskan Klaim yang Bisa Timbul dari Kecelakaan Penerbangan seperti Air India
Selain itu, Budi menilai konsolidasi asuransi BUMN dapat memperkuat struktur pasar secara jangka panjang, tetapi perlu dijaga agar tidak mengurangi prinsip fair competition atau memarginalkan pelaku usaha lain, khususnya dari kalangan swasta nasional.
"Oleh karena itu, kami mendorong agar rencana konsolidasi dirancang dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan kolaborasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan industri," ucap Budi.
Menurutnya AAUI siap berperan sebagai mitra strategis dalam proses transformasi tersebut, demi kemajuan industri asuransi umum yang sehat, berdaya saing, dan inklusif.
Sebelumnya, usulan rencana penggabungan perusahaan asuransi BUMN telah disampaikan oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria. Dia menilai bahwa sektor asuransi saat ini yang terdapat sekitar 16 perusahaan BUMN itu ukurannya kecil dan tidak cukup kompetitif.
Adapun untuk merealisasikan konsolidasi BUMN asuransi, Danantara terlebih dahulu melakukan evaluasi terhadap fundamental bisnis masing-masing perusahaan terkait. Selanjutnya, proses akan berlanjut ke tahap kedua berupa konsolidasi bisnis, baik melalui perampingan maupun penggabungan (merger) sejumlah entitas asuransi BUMN.
Selanjutnya: Diam-Diam Bhutan Kuasai Bitcoin! Jadi Negara Ketiga Terbesar Pemegang BTC di Dunia
Menarik Dibaca: Promo Mako Festival 30 Juni-4 Juli, Borong Roti Favorit Mulai Rp 9.000-an Saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News