kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Dukung BSI Lepas Dari Bank Mandiri


Jumat, 17 Oktober 2025 / 19:50 WIB
Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Dukung BSI Lepas Dari Bank Mandiri
ILUSTRASI. Layanan nasabah di Bank Syariah Indonesia, Senin (6/10/2025). Indonesia menjadi kontributor terbesar kedua aset perbankan syariah di Asia-Pasifik, yakni sebesar 13%. KONTAN/BAihaki/6/10/2025. Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendukung Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk lepas dari kepemilikan Bank Mandiri (BMRI).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendukung PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) untuk lepas dari kepemilikan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Di mana, hal tersebut mendorong bank syariah terbesar di Indonesia ini menjadi bank milik Danantara seutuhnya.

Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir mengungkapkan bahwa rencana pemindahan kepemilikan BSI dari Bank Mandiri kepada Danantara sejatinya telah lama berhembus. Namun, ia melihat agenda strategis ini tak kunjung terlaksana.

Menurutnya, langkah tersebut tentunya akan menjadi sentimen positif bagi kelanjutan bisnis BSI. Di mana, selama ini, BSI masih berada di bayang-bayang Bank Mandiri dalam menjalankan bisnis syariahnya.

Baca Juga: BEI Angkat Bicara Soal IPO BUMN pada Akhir 2025

“Bisa saja selama ini bisnis-bisnis yang selama ini potensial bagi BSI namun bertentangan bagi Bank Mandiri, pada akhirnya jadi terhambat,” ujarnya, Jumat (17/10)

Sementara itu, Ia melihat BSI saat ini terus bertumbuh sejak berdiri dan telah menjadi bank KBMI 3. Alhasil, keuntungan lagi bagi BSI yang bergabung dengan Bank Mandiri sudah mulai sedikit dan saatnya berdiri sendiri.

Jika bank syariah terbesar ini menjadi entitas yang lebih mandiri, Emir melihat ruang geraknya akan lebih luas, fleksibel. Alhasil, BSI bisa fokus pada pengembangan pasar keuangan syariah nasional. 

“Ini bisa menjadi peluang BSI untuk melesat lebih jauh,” jelasnya.

Meski demikian, Emir juga mengingatkan bahwa transisi pemisahan perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Mengingat, selama ini BSI mendapat dukungan besar dari Bank Mandiri, baik infrastruktur, likuiditas, maupun jaringan. 

“Jika pemisahan dilakukan, diperlukan masa transisi yang terencana dan mekanisme pengalihan dukungan yang jelas, agar tidak terjadi gangguan pada operasional maupun persepsi pasar,” tegasnya.

Seperti diketahui, saat ini Bank Mandiri menjadi pemegang saham pengendali terbesar BSI dengan mengempit saham sebanyak 51,47%. Sementara, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memegang masing-masing 23,24% dan 15,38%.

Baca Juga: Waskita Beton Precast (WSBP) Catat Kontrak Baru Rp 838 Miliar per September 2025

Selanjutnya: Rene Baby Mart Perluas Jaringan dan Siap Hadir di Nusa Tenggara Barat

Menarik Dibaca: Cek Ramalan Profesional Zodiak Keuangan dan Karier Besok Sabtu 18 Oktober 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU

[X]
×