kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konglomerasi ramai-ramai memburu bank


Rabu, 25 November 2015 / 11:00 WIB
Konglomerasi ramai-ramai memburu bank


Reporter: Christine Novita Nababan, Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bisnis bank masih menjadi idola para konglomerat. Di pengujung tahun ini, sejumlah konglomerasi keuangan membulatkan tekad untuk memiliki bank. Bank kecil menjadi incaran para konglomerat di Tanah Air.

Simak rencana PT MNC Investama Tbk (BHIT). Konglomerasi keuangan milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini masih berhasrat membesarkan lini bisnis bank. Melalui anak usahanya, PT MNC Kapital Indonesia Tbk, BHIT berencana mengakuisisi satu bank untuk meningkatkan permodalan Bank MNC Internasional.

Darma Putera, Wakil Direktur Utama BHIT mengatakan, akuisisi menjadi strategi andalan untuk menambah permodalan dan aset Bank MNC. Saat ini, BHIT sudah melakukan pendekatan kepada lebih dari lima bank kecil kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) I.

"Usai diakuisisi akan langsung dimerger. Bank Pundi masih belum final. Jadi kami mungkin akan cari beberapa bank lain," ujar Darma, Selasa (24/11).

Sejumlah bank papan atas pun sudah resmi memasukkan agenda akuisisi bank kecil dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2016. Misal, Bank Central Asia (BCA) yang mengalokasikan bujet sebesar Rp 2 triliun pada tahun 2016 untuk merealisasikan akuisisi dan penambahan modal anak usaha. Awalnya, BCA berencana membeli bank kecil pada tahun ini.

Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pun berhasrat membesarkan diri secara anorganik. BNI ingin mengakuisisi bank pada tahun 2016 untuk melengkapi portofolio bisnis BNI di segmen ritel dan konsumer.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri memiliki agenda sama. BRI menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun pada tahun depan. Sebagian besar belanja modal itu bakal digelontorkan untuk akuisisi.

Asing makin ramai

Sepak terjang investor asing tak kalah agresif. Legitnya prospek bisnis perbankan Tanah Air juga memikat sejumlah konglomerasi keuangan asing. Investor asing yang paling gres menyatakan minat masuk ke perbankan Indonesia adalah konglomerasi keuangan asal Korea Selatan, APRO Financial.

APRO akan mengempit 40% saham Bank Andara melalui penerbitan saham baru. Awal pekan ini, konglomerasi keuangan asal Taiwan First Financial Holding Co pun berhasrat menancapkan kuku di perbankan Indonesia.

Mengutip Bloomberg, Senin (23/11), First Financial menyiapkan dana NT$10 miliar atau Rp 4,21 triliun untuk mengakuisisi 40% saham bank Indonesia. Tapi, niat First Financial belum sampai ke meja otoritas.

"Saya belum dengar. Kalau sekadar diskusi, kami terbuka dengan semua pihak. Tapi kalau mau dikonkretkan, harus terpenuhi terlebih dahulu syarat-syarat dasar. Misalnya, nota kesepahaman dengan otoritas setempat," ujar Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada KONTAN.

Catatan, sebelumnya ada China Construction Bank (CCB) yang siap membeli Bank Windu Kentjana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×