kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.199   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.108   11,47   0,16%
  • KOMPAS100 1.063   0,60   0,06%
  • LQ45 836   0,73   0,09%
  • ISSI 215   0,25   0,12%
  • IDX30 427   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 516   2,16   0,42%
  • IDX80 121   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 143   0,32   0,23%

Korea Selatan membantah bilateral swap Indonesia


Kamis, 26 September 2013 / 18:04 WIB
Korea Selatan membantah bilateral swap Indonesia
ILUSTRASI. A 3D printed Whatsapp logo is placed on the keyboard in this illustration taken April 12, 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters |

SEOUL. Mengejutkan! Korea Selatan hari ini membantah telah membahas kerja sama mata uang dua negara (bilateral swap) dengan Indonesia. Tak tanggung-tanggung, sanggahan ini disampaikan oleh dua otoritas keuangan negeri ginseng itu yakni Kementerian Strategi Keuangan dan Bank Sentral Korea (Bank of Korea).

"Tidak ada diskusi atau kesepakatan yang dibuat antara dua negara (mengenai perjanjian bilateral swap) termasuk dalam besaran dan persyaratan swap," demikian pernyataan tegas dua institusi keuangan Korea dalam sebuah pernyataan bersama, seperti dikutip dari Reuters.

Sikap tegas ini merupakan reaksi atas komentar pejabat di Indonesia yang berulang kali mengatakan perjanjian bilateral swap tersebut akan segera ditandatangani.

Indonesia diketahui berusaha mencari perjanjian swap untuk menopang mata uang rupiah yang lemah dan jatuh hampir 16% terhadap dollar AS sepanjang tahun ini.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat menggembor-gemborkan bahwa Indonesia mengajukan bilateral swap ke China dan Korea Selatan. Rinciannya dari China sebesar US$ 15 miliar dan Korea sekitar US$ 10 miliar.

Menurutnya, jika kesepakatan tersebut berhasil diteken, total dana cadangan krisis alias second line of defense hampir mencapai US$ 40 miliar. Dana itu akan masuk sebagai cadangan devisa.

Menurut Hidayat, kesepakatan tersebut akan diteken bulan depan. “Antara 2-3 Oktober ketika Presiden China, Xi Jinping datang ke Indonesia,” ujarnya di gedung Bank Indonesia, Selasa (24/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×