kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krakatau Steel bikin repot perbankan?


Rabu, 29 Januari 2020 / 21:16 WIB
Krakatau Steel bikin repot perbankan?
ILUSTRASI. Pekerja sedang memproduksi proses baja jenis Hot Rolling Mill di Pabrik PT.Krakatau Steel (Persero) di Cilegon,Banten,Selasa (24/8). PT Krakatau Steel berhasil meyakinkan 10 kreditur utamanya guna merestrukturisai utang senilai US$ 2,00 miliar. KONTAN/Fr


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel berhasil meyakinkan 10 kreditur utamanya guna merestrukturisasi utang senilai US$ 2,00 miliar. Sayangnya, aksi perusahaan baja pelat merah ini menyisakan banyak celah yang bikin repot perbankan.

Ada dua poin kelonggaran yang didapat Krakatau via restrukturisasi ini. Kelonggaran jangka waktu pembayaran, serta pembayaran bunga.

Baca Juga: Krakatau Steel tak merestrukturisasi seluruh utangnya, kenapa?

Ada tiga jangka waktu yang ditawarkan: tranche A senilai US$ 220 juta akan dibayar selama 9 tahun hingga 2027. Tranche B senilai US$ 735 juta dibayar selama tiga tahun hingga 2022. Sedangkan tranche C1 senilai US$ 789 juta, dan tranche C2 senilai US$ 262 juta akan dibayar selama dua tahun sejak 20126 hingga 2027.

Sedangkan soal pembayaran bunga, seluruh tranche dikenakan bunga 6% untuk utang rupiah, atau 4% untuk utang dollar AS. Meski demikian, selama periode restrukturisasi Krakatau Steel hanya akan membayar bunga 1%, selisih antara bunga dikenakan dan bunga dibayar akan ditangguhkan untuk kemudian dilunasi di akhir periode.

“Melalui restrukturisasi ini, beban bunga selama sembilan tahun mendatang bakal menurun secara signifikan dari US$ 847 juta menjadi US$ 466 juta. Selain itu, penghematan biaya juga akan kami dapatkan dari restrukturisasi ini mencapai US$ 685 juta,” kata Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam pernyataan resminya, Selasa (28/1).

Tentu saja, kelonggaran bunga tak sebenar-benarnya menghemat, melainkan menunda. Pun di akhir periode, beban bunga tersebut praktis menggunung. Adapun bagi bank, penundaan pembayaran bunga tersebut juga bakal menipiskan pendapatannya.

Baca Juga: Jiwasraya masih punya utang ke BRI dan BTN

“Perhitungan restrukturisasi sudah disesuaikan dengan perkembangan perusahaan ke depan. Kami masih optimistis dapat menunaikan restrukturisasi. Di samping keyakinan kami terhadap pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang mendukung investasi dan industri dalam negeri,” kata Silmy kepada Kontan.co.id, Rabu (29/1).

Memang ada sejumlah aksi tambahan untuk mengerek pendapatan perseroan guna menunaikan restrukturisasi, namun ini lebih menyerupai aksi tambal sulam.

5 April 2019 Krakatau Steel juga dapat sindikasi kredit segar dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI),PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai US$ 200 juta.

Baca Juga: Lebih kondusif, perbankan optimis likuiditas bakal longgar di 2020

Selain sebagai tambahan modal kerja, sindikasi anyar tersebut bakal digunakan untuk menambal utang letter of credit (LC) ataupun Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang jatuh tempo.

Sindikasi ini dijamin dengan persediaan dan piutang senilai nilai kredit. Ditambah masing-masing bank bakal diberi jaminan gadai atas 51% entitas anak Krakatau Steel: PT Krakatau Bandar Samudera, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, dan PT Krakatau Tirta Industri.

Penambahan fasilitas produksi yang bakal mulai beroperasi 2020 juga telah dipatok untuk membayar utang lain, sehingga kemampuan Krakatau untuk menunaikan restrukturisasi cukup riskan.

Utang Krakatau Steel terhadap Commerzbank dan AKA yang tak masuk dalam skema restrukturisasi misalnya bakal dicicil dari pendapatan pabrik baru Hot Strip Mill 2 yang akan mulai beroperasi tahun ini.

Baca Juga: Perluas paar pembiayaan, Investree jalin kerja sama dengan Midtrans

Akhir tahun lalu perkembangan pembangunan Hot Strip Mill 2 yang menelan biaya investasi hingga US$ 515,6 juta ini telah mencapai 96,18%. Adapun dalam perjanjian kreditnya, pembayaran paling lambat dimulai pada Juni 2020. Fasilitas kredit ini bakal dicicil. Selama 16 kali oleh perseroan dengan pembayaran per semester.

“Kredit Commerzbank itu melalui skema ECA (export credit agency) Project untuk pembangunan Hot Strip Mill 2. Nanti akan dibayar setelah dari operasional yang bakal dimulai tahun ini,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/1).

Dengan semangat sinergi BUMN (Badan Usaha Milik Negara), meski beresiko besar, bank pelat merah yang sejatinya punya eksposur kredit terbesar masih optimistis Krakatau Steel bisa menunaikan restrukturisasinya. Padahal terang-terangan eksposur Bank Mandiri, BNI, dan BRI ke Krakatau Steel mengganggu risiko kredit alias loan at risk mereka.

Sebagai catatan rasio risiko kredit merupakan perbandingan antara kredit di level kolektablitas 1 yang direstrukturisasi ditambah kolektibilitas 2 hingga kolektibilitas 5 terhadap total penyaluran kredit.

Baca Juga: Sri Mulyani melihat AS masih menjadi sumber ketidakpastian ekonomi di 2020

Direktur Manajemen Resiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin saat pertemuan analis, Jumat (24/1) yang transkripnya dipublikasikan Thomson Reuters Streetevents, Selasa (28/1) bilang Krakatau Steel jadi biang keladi meningkatnya rasio kredit dalam perhatian khusus alias kolektablitas 2 di segmen wholesale banking.

“Perlu dicatat kredit dalam perhatian khusus segmen wholesale banking utamanya berasal dari satu nama yaitu Krakatau Steel yang telah kami restrukturisasi pada kuartal II-2019, dan kuartal III-2019. Menyampingkan eksposur ke Krakatau Steel, kredit dalam perhatian khusus segmen wholesale banking bisa turun hingga 3,8%,” jelas Siddik.

Beruntungnya, bank berlogo pita emas ini secara total masih dapat menekan rasio resiko kredit dari 9,7% pada 2018 menjadi 9,6% akhir tahun lalu. Meskipun jika kualitas kredit Krakatau Steel dapat stabil di level kolektabilitas 1, resiko kredit perseroan bisa jauh lebih dalam berkurangnya.

Baca Juga: Dari delapan emiten yang IPO Januari, dua saham ini yang direkomendasikan analis

Sebagai catatan, nilai eksposur kredit Bank Mandiri ke Krakatau Steel mencapai US$ 618,28 juta atau lebih dari Rp 8 triliun. Adapun November lalu di sela gelaran Indonesian Banking Expo (IBEX), Siddik sempat menyatakan kepada KONTAN Bank Mandiri bakal membentuk pencadangan hingga 30% hingga akhir 2019, dan ditargetkan bakal mencapai 55% pada tahun ini.

Nasib sial justru menimpa kompatriot Bank Mandiri yaitu BNI, dan BRI yang resiko kreditnya terkerek naik akibat eksposur kredit ke Krakatau Steel.

BNI mencatat peningkatan resiko kredit 150 bps (yoy) dari 7,9% pada 2018 menjadi 9,4% akhir tahun lalu. Peningkatan turut ditopang oleh meningkatnya resiko kredit segmen korporasi dari ,39% pada 2018 menjadi 4,5% pada 2019.

“Fasilitas kredit kami ke Krakatau Steel Group mencapai Rp 6,4 triliun dan saat ini berada dalam kolektabaltas 2 atau dalam perhatian khusus, Kami juga telah mengantisipasi kegagalan proses restrukturisasi dengan membentuk pencadangan Rp 2,4 triliun atau setara 41% dari eksposur kredit kami. Tahun ini ditargetkan pencadangan bisa dibentuk hingga Rp 5,8 triliun,” katanya Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Minna Padi (PADI) berharap nilai transaksi efek terus meningkat

BRI juga mencatat kenaikan kredit kolektablitas 2 secara signifikan di segmen korporasi pelat merah alias state owned enterprises (SoE) dari 0,86% dari total kredit pada 2018 menjadi 4,29% akhir tahun lalu. Meski demikian, Direktur Hubungan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto menyatakan pihaknya masih optimistis Krakatau Steel tak akan wanprestasi dalam periode restrukturisasi.

“Kami optimistis restrukturisasi akan berhasil. Sementara eksposur kami ke Krakatau Steel Group mencapai Rp 2,8 triliun, dan saat ini kami juga sudah membentuk pencadangan hingga 50% dari eksposur tersebut,” katanya kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×