kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krakatau Steel bikin repot perbankan?


Rabu, 29 Januari 2020 / 21:16 WIB
Krakatau Steel bikin repot perbankan?
ILUSTRASI. Pekerja sedang memproduksi proses baja jenis Hot Rolling Mill di Pabrik PT.Krakatau Steel (Persero) di Cilegon,Banten,Selasa (24/8). PT Krakatau Steel berhasil meyakinkan 10 kreditur utamanya guna merestrukturisai utang senilai US$ 2,00 miliar. KONTAN/Fr


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

Direktur Manajemen Resiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin saat pertemuan analis, Jumat (24/1) yang transkripnya dipublikasikan Thomson Reuters Streetevents, Selasa (28/1) bilang Krakatau Steel jadi biang keladi meningkatnya rasio kredit dalam perhatian khusus alias kolektablitas 2 di segmen wholesale banking.

“Perlu dicatat kredit dalam perhatian khusus segmen wholesale banking utamanya berasal dari satu nama yaitu Krakatau Steel yang telah kami restrukturisasi pada kuartal II-2019, dan kuartal III-2019. Menyampingkan eksposur ke Krakatau Steel, kredit dalam perhatian khusus segmen wholesale banking bisa turun hingga 3,8%,” jelas Siddik.

Beruntungnya, bank berlogo pita emas ini secara total masih dapat menekan rasio resiko kredit dari 9,7% pada 2018 menjadi 9,6% akhir tahun lalu. Meskipun jika kualitas kredit Krakatau Steel dapat stabil di level kolektabilitas 1, resiko kredit perseroan bisa jauh lebih dalam berkurangnya.

Baca Juga: Dari delapan emiten yang IPO Januari, dua saham ini yang direkomendasikan analis

Sebagai catatan, nilai eksposur kredit Bank Mandiri ke Krakatau Steel mencapai US$ 618,28 juta atau lebih dari Rp 8 triliun. Adapun November lalu di sela gelaran Indonesian Banking Expo (IBEX), Siddik sempat menyatakan kepada KONTAN Bank Mandiri bakal membentuk pencadangan hingga 30% hingga akhir 2019, dan ditargetkan bakal mencapai 55% pada tahun ini.

Nasib sial justru menimpa kompatriot Bank Mandiri yaitu BNI, dan BRI yang resiko kreditnya terkerek naik akibat eksposur kredit ke Krakatau Steel.

BNI mencatat peningkatan resiko kredit 150 bps (yoy) dari 7,9% pada 2018 menjadi 9,4% akhir tahun lalu. Peningkatan turut ditopang oleh meningkatnya resiko kredit segmen korporasi dari ,39% pada 2018 menjadi 4,5% pada 2019.

“Fasilitas kredit kami ke Krakatau Steel Group mencapai Rp 6,4 triliun dan saat ini berada dalam kolektabaltas 2 atau dalam perhatian khusus, Kami juga telah mengantisipasi kegagalan proses restrukturisasi dengan membentuk pencadangan Rp 2,4 triliun atau setara 41% dari eksposur kredit kami. Tahun ini ditargetkan pencadangan bisa dibentuk hingga Rp 5,8 triliun,” katanya Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Adi Sulistyowati kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Minna Padi (PADI) berharap nilai transaksi efek terus meningkat

BRI juga mencatat kenaikan kredit kolektablitas 2 secara signifikan di segmen korporasi pelat merah alias state owned enterprises (SoE) dari 0,86% dari total kredit pada 2018 menjadi 4,29% akhir tahun lalu. Meski demikian, Direktur Hubungan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto menyatakan pihaknya masih optimistis Krakatau Steel tak akan wanprestasi dalam periode restrukturisasi.

“Kami optimistis restrukturisasi akan berhasil. Sementara eksposur kami ke Krakatau Steel Group mencapai Rp 2,8 triliun, dan saat ini kami juga sudah membentuk pencadangan hingga 50% dari eksposur tersebut,” katanya kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×