kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit Bank Daerah tumbuh dobel digit


Rabu, 21 Oktober 2015 / 13:01 WIB
Kredit Bank Daerah tumbuh dobel digit


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak mengendurkan otot perbankan daerah menyalurkan pinjaman. Sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) masih bisa membukukan pertumbuhan kredit dobel digit.

Per September 2015 lalu, kredit Bank Jatim meningkat 12,07% menjadi Rp 29,23 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari kredit komersial yang tumbuh 17,12% jadi Rp 6,59 triliun, disusul kredit konsumer naik 10,57%.

Namun, ekonomi yang lesu memperburuk kualitas kredit Bank Jatim. Rasio kredit bermasalah alias  nonperforming loan (NPL) Bank Jatim naik menjadi 4%, dari sebelumnya 3%. Direktur Bisnis Menengah dan Korporasi Bank Jatim Su'udi menyatakan, NPL ditargetkan menurun ke level 3,68% di akhir tahun.

Kenaikan NPL pun menggerus laba Bank Jatim. Laba bersih Bank Jatim turun 6,19% menjadi Rp 696 miliar di akhir kuartal III tahun ini. "Pada kuartal ketiga dana pencadangan naik sebesar 60,23% karena kondisi ekonomi," ujar Su'udi, Selasa (20/10).

Kredit BPD DIY pun tumbuh pesat dan sesuai target yang ditetapkan. Sampai September 2015, mereka telah menyalurkan kredit Rp 5,94 triliun dari target akhir tahun yang sebesar Rp 6,5 triliun. "Laba per September 2015 Rp 159 miliar," kata Bambang Setiawan, Direktur Utama BPD DIY. Bank ini optimistis bisa membukukan pertumbuhan laba sebesar 20% seperti yang termaktub dalam rencana bisnis bank (RBB). Info, laba BPD DIY tumbuh 10% per Juni 2015 ketimbang periode yang sama di 2014.

Kredit Bank Jateng pun mampu tumbuh tinggi hingga akhir September 2015 lalu. Direktur Utama BPD Jateng Supriyatno bilang, kredit banknya masih tumbuh di atas rata-rata industri. "Kalau industri tumbuh 13% sampai 14%, kami masih tumbuh 20%," ungkap Supriyatno.

Salah satu pendorong rapor kinclong BPD Jateng adalah kredit sindikasi. Misalnya, kredit sindikasi proyek jalan tol milik Jasa Marga dan proyek listrik PLN. BPD Jateng juga turut menyalurkan kredit sindikasi untuk pembangunan tol Cikopo–Palimanan (Cipali). Mereka juga membiayai rumahsakit umum daerah yang butuh pendanaan. "Untuk batas maksimum pemberian kredit (BMPK) kredit sindikasi sebesar Rp 400 miliar–Rp 500 miliar, kami masih sanggup," ujar Supriyatno.

Tapi, penyaluran kredit nan kencang tersebut tidak membuat Bank Jateng lengah menerapkan prinsip kehati-hatian. Hal ini tercermin dari posisi NPL mereka yang masih di bawah level 1%. Bank Jateng pun optimistis mampu meraih target laba di akhir tahun sebesar Rp 1,1 triliun.

Kredit sindikasi juga menjadi cara BPD DIY memupuk baki kredit sekaligus meminimalisir NPL. Contoh, kredit sindikasi dengan Bank Permata senilai Rp 300 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×