kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit bank ketat, multifinance memilih surat utang


Selasa, 17 April 2018 / 06:11 WIB
Kredit bank ketat, multifinance memilih surat utang
ILUSTRASI. Ilustrasi Kredit Kendaraan


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan semakin berhati-hati menyalurkan pinjaman kredit kepada perusahaan pembiayaan. Multifinance pun mencari alternatif pendanaan.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, perbankan berhati-hati lantaran, ada kasus Arjuna Finance dan Bima Finance. Meski begitu, hal itu belum menghambat pertumbuhan industri.

APPI masih yakin penyaluran kredit masih tumbuh 7%–10% di tahun ini. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pembiayaan multifinance mencapai Rp 420,4 triliun sampai Februari 2018. Jumlah ini meningkat 7,7% secara year on year.

Suwandi menyarankan, multifinance menjaga kepercayaan perbankan dengan menjaga tata kelola perusahaan. Selain itu, multifinance harus transparan pada semua stakeholder dan mitra bank.

PT Radana Bhaskara Finance Tbk memiliki cara sendiri menjaga kepercayaan bank. Menurut Presiden Direktur Radana Finance Evy Indahwaty, pihaknya terus menjaga komunikasi dengan rekanan perbankan. Radana juga rajin presentasi kinerja perusahaan, program sampai semua aktivitas perusahaan.

Sebagai alternatif pendanaan, Radana Bhaskara akan merilis medium term notes (MTN) pada kuartal II 2018 Rp 400 miliar. "Selain MTN, kami juga memperbesar pendanaan offshore," kata Evy.

Menurut Evy, rencana pendanaan offshore itu agar bisa mendapatkan bunga lebih murah. Pendanaan offshore akan dilaksanakan pada semester II-2018.

PT Indosurya Inti Finance memilih menerbitkan obligasi. Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung mengatakan, saat ini porsi pendanaan perusahaan ini sebesar 40% dari pinjaman perbankan dalam dan luar negeri. Lalu 20% berasal dari modal sendiri dan 40% MTN.

"Untuk menerbitkan MTN, rencana di kuartal kedua dan berkala. Selain itu kami juga sedang menjajakan obligasi di semester II tahun ini jika pasarnya kondusif," ujar Mulyadi. Dia menambahkan, dengan penerbitan obligasi, harapannya perusahaan akan mendapatkan cost of fund (CoF) lebih rendah.

Sementara itu cara Indosurya menjaga kepercayaan perbankan yakni dengan menjaga kualitas non perfoming finance (NPF) baik. Sampai akhir Maret 2018, nominal kredit macet Indosurya Finance sebesar 1,3%. Angka tersebut menurun dari Februari 2018 yakni 1,4%. Indosurya juga berupaya menjalankan tata kelola yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×