Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit kian melambat. Bank Indonesia (BI) mencatat per Juli 2019 kredit baru tumbuh 9,7% secara year on year (yoy). Padahal pada Juni, kredit tumbuh 9,9% yoy.
Nah, bila merujuk Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang rilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2019 terpantau kredit di bank kecil dan menengah tumbuh lebih lambat. Tercatat, BUKU I per Juni 2019 hanya membukukan kredit Rp 45,27 triliun saja, jumlah tersebut justru turun dari periode tahun sebelumnya sebesar 1,6%.
Sementara untuk BUKU II, juga tercatat tumbuh lebih rendah dari industri dengan kenaikan satu digit 5,11% yoy menjadi Rp 543,8 triliun hingga paruh pertama. Di samping itu, kategori BUKU III hanya tumbuh 1,94% saja secara tahunan dengan realisasi kredit Rp 1.763,82 triliun.
Nah, sebaliknya sang penguasa pasar yakni BUKU IV dengan modal inti di atas Rp 30 triliun justru tumbuh melampaui rata-rata industri. Tercatat, kredit BUKU IV di kuartal II 2019 sudah tembus Rp 2.962,66 triliun atau naik 16,85% secara yoy.
Namun, sejumlah bank kecil yang dihubungi Kontan.co.id memandang hal tersebut disebabkan oleh bertambahnya kategori bank yang masuk ke BUKU IV.
Baca Juga: Penempatan dana bank di surat berharga flat secara industri, begini kata bankir
Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan bahwa sejak awal tahun 2019 jumlah bank dalam kategori BUKU IV memang meningkat, seiring dengan masuknya Bank Panin ke dalam kategori ini.
"Total kredit yang disalurkan Bank Panin tercatat sekitar Rp 140 triliun. Tidak heran bahwa pertumbuhan pada kategori BUKU IV terlihat meningkat signifikan," terangnya kepada Kontan.co.id, Jumat (6/9).
Hal ini pula yang menurutnya menjadikan alasan pertumbuhan kredit pada keseluruhan BUKU III terlihat kecil. Sebab, secara kategori kelompok usahanya ada cukup besar kredit di BUKU III yang berpindah masuk ke BUKU IV.
Lebih lanjut, Henky mengatakan untuk BUKU III juga terjadi hal serupa. Salah satunya, bergesernya PT Bank BNP Paribas dari BUKU II menjadi BUKU III. Selain itu, ada pula PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat (Banl NTB) yang berpindah ke kategori Bank Syariah.
"Lalu ada pula Bank Nusantara Parahyangan (BNP) yang melakukan merger dengan Bank Danamon," sambungnya.