kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kredit Himbara ke BUMN Tetap Tumbuh Kencang


Minggu, 12 Mei 2024 / 20:35 WIB
Kredit Himbara ke BUMN Tetap Tumbuh Kencang
ILUSTRASI. Aliran kredit bank-bank milik negara (Himbara) kepada BUMN tetap tumbuh kencang.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran kredit bank-bank milik negara (Himbara) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap tumbuh kencang sepanjang kuartal I-2024. Setidaknya, pertumbuhannya lebih besar jika dibandingkan dengan aliran kredit ke perusahaan-perusahaan swasta.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, kredit Himbara terbesar ke perusahaan pelat merah dicatat oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai mencapai Rp 236,39 triliun. Pertumbuhannya sebesar 21,06% secara tahunan (YoY) dengan kontribusi kredit masih tergolong mini yaitu sekitar 16,47% dari total kredit.

Meski demikian, jika dilihat secara bank only, Bank Mandiri mencatat telah menyalurkan kredit ke BUMN dan perusahaan anaknya dengan pertumbuhan 17,55% YoY. Sedangkan kredit Bank Mandiri ke sektor swasta naik 20,59% Yoy di kuartal pertama 2024.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan bahwa kredit ke sektor swasta memang tetap mendominasi pada periode tersebut. Sektor-sektor yang paling banyak diberi kredit adalah pertambangan, manufaktur, dan minyak & gas.

“Lebih karena permintaan swasta lebih besar,” ujar Sigit kepada Kontan.co.id, Jumat (10/5).

Baca Juga: Prospek Kinerja Kian Membaik, Fitch Kerek Rating Bank Mandiri Jadi BBB

Sigit menambahkan pertumbuhan kredit Bank Mandiri terus memperhatikan portfolio guideline dan fokus dengan strategi yang telah dijalankan selama beberapa tahun terakhir melalui penguatan core competence Bank Mandiri di segmen wholesale.

Ditambah, adanya pendekatan value chain yang berbasis ekosistem serta fokus pada sektor unggulan di wilayah Indonesia. Sehingga, sampai dengan Maret 2024, kualitas kredit korporasi tetap terjaga di level rendah dengan NPL sebesar 0.24%.

“Kami optimis sampai dengan akhir tahun pertumbuhan kredit Bank Mandiri dapat tumbuh di atas industri dengan guidance pertumbuhan secara konsolidasi di kisaran 13-15% YoY,” ujarnya.

Baca Juga: Bank Mandiri Himbau Nasabah Waspada Pada Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat penyaluran kredit ke perusahaan BUMN juga tumbuh lebih kencang sekitar 23,14% YoY menjadi Rp 102,7 triliun. Pertumbuhan kredit untuk korporasi swasta hanya 13,94% YoY.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menegaskan bukan berarti BNI menyalurkan kredit ke BUMN dengan sembarangan. BNI tetap menyeleksi secara ketat semua korporasi yang mendapat kredit dari bank.

“Jadi pertumbuhan di BUMN juga perusahaan yang top tier,” ujarnya.

Dia bilang BNI selalu mengedepankan tumbuh secara prudent dalam menentukan strategi pertumbuhan. Terlebih, untuk penyaluran kredit korporasi secara keseluruhan, baik di segmen korporasi swasta maupun BUMN.

“Strategi BNI masih sama. Fokus ke top tier client,” tambahnya.

Baca Juga: Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham BBRI, Ini Alasannya

Sedikit berbeda, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) justru tercatat mengalami penurunan untuk kredit ke perusahaan BUMN. Berdasarkan laporan keuangannya per 31 Maret 2024, kredit ke sektor BUMN terkoreksi 14,76% YoY menjadi Rp 66,95 triliun.

Secara rinci, Kredit BRI ke Bulog tercatat sebagai yang paling besar mencapai Rp 8,4 triliun. Selanjutnya ada kredit kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang masing-masing senilai Rp 6,6 triliun dan Rp 4,49 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×