kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.069   24,22   0,34%
  • KOMPAS100 1.030   7,41   0,72%
  • LQ45 797   1,70   0,21%
  • ISSI 227   3,06   1,37%
  • IDX30 416   -0,15   -0,04%
  • IDXHIDIV20 488   -3,49   -0,71%
  • IDX80 116   0,79   0,69%
  • IDXV30 119   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -0,96   -0,71%

Kredit konsumer Citibank Indonesia masih kinclong


Minggu, 01 November 2015 / 22:00 WIB
Kredit konsumer Citibank Indonesia masih kinclong


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan kredit perbankan akibat pelemahan ekonomi nasional dan global sepertinya tidak berefek pada Citibank Indonesia. Hal ini lantaran penyaluran kredit lini bisnis konsumer bank asal Amerika ini masih tumbuh di level 40% per akhir September 2015.

Angka ini jauh di atas target perseroan. Lauren Sulistiawati, Country Business Manager, Global Consumer Banking, Citi Indonesia mengatakan, pihaknya berhasil membukukan pertumbuhan positif di tengah penurunan daya beli yang terjadi di masyarakat. Bisnis ritel seperti kartu kredit, ready credit dan Citigold masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit segmen konsumer di perseroan.

Lauren bilang, produk ready credit yang dikembangkan Citibank Indonesia menjadi penopang pertumbuhan terbesar di kredit segmen konsumer. "Sampai September, kredit segmen konsumer naik karena kami mengembangkan ready credit yang merupakan loan produk baru Citibank Indonesia. Pertumbuhan tinggi memang terjadi tahun 2015 ini, menyumbang pertumbuhan consumer loan hingga 40% dan akan diteruskan hingga akhir tahun 2015," jelas Lauren di Jakarta, akhir pekan kemarin, Jumat (30/10).

Lauren bilang, pertumbuhan kredit konsumer sampai dengan akhir tahun diperkirakan akan naik hingga 50%. Menurutnya, sampai akhir tahun ready credit masih akan menyumbang pertumbuhan yang lebih besar dibanding kartu kredit untuk segmen konsumer. Per akhir triwulan III-2015, Citibank Indonesua membukukan penyaluran kredit segmen konsumer mencapai Rp 11 triliun.

Sementara itu, pertumbuhan bisnis kartu kredit diakui Lauren masih melambat. Menurutnya, sepanjang sisa semester II tahun bershio kambing kayu ini, pertumbuhan kartu kredit akan sama dengan semester I-2015 kemarin. Menurutnya, secara tahunan bisnis kartu kredit sepanjang tahun 2015 masih mengalami perlambatan dibanding tahun 2014 kemarin.

Meski demikian, kata Lauren, permintaan kartu kredit baru di tahun 2015 justru lebih menggeliat dibanding 2014 kemarin. Ini terlihat dari permintaan kartu kredit baru mencapai 4.000 kartu setiap bulannya tahun ini.

Sedangkan permintaan kartu kredit baru Citibank Indonesia pada 2014 lalu hanya 1.000 kartu setiap bulannya. Jika dihitung sampai dengan akhir Oktober 2015, artinya Citibank Indonesia telah mengedarkan 40.000 kartu kredit baru.

Pertumbuhan kredit konsumer yang tinggi ini, masih diimbangi dengan prinsip kehati-hatian. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit konsumer perseroan yang masih berada di level 4% per September 2015.

Sedangkan untuk volume kartu kredit berkisar antara Rp 2,5 triliun sampai Rp 2,8 triliun per bulan. Lauren berharap, pada akhir tahun mendatang, volume transaksi bisa mencapai batas tertinggi yaitu Rp 2,8 triliun.

Lebih lanjut Lauren menambahkan, nasabah citigold per September mencapai 25.000 nasabah, dengan minimum simpanan sebesar Rp 500 juta. Angka ini menyumbang 80% terhadap total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan perseroan sampai dengan triwulan III-2015 yang sebesar US$ 1 miliar.

Lini bisnis konsumer Citibank Indonesia berkontribusi sebanyak 50% dari total bisnis perseroan. Itu berarti menjadi fifty-fifty dengan lini usaha corporate banking. Nasabah high end ini sebagian besar dilayani oleh Citi Smart Branch yang hingga Oktober 2015 telah tersebar di empat lokasi dengan capital expenditure mencapai US$ 1 juta untuk setiap cabangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×