kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit Konsumsi dan Dana Pemda menjaga NIM BPD saat kenaikan suku bunga


Minggu, 18 November 2018 / 20:21 WIB
Kredit Konsumsi dan Dana Pemda menjaga NIM BPD saat kenaikan suku bunga
ILUSTRASI. Kartu debit Bank Jatim berlogo GPN


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga acuan menekan pendapatan margin bunga atau net interest margin (NIM) industri perbankan. Namun kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih bisa mempertahankan NIM.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan NIM industri bank stagnan di posisi 5,14% baik pada Agustus maupun September 2018. Sedangkan BPD memiliki NIM yang lebih tinggi dibandingkan industri.

NIM BPD pada Agustus sebesar 6,26% meningkat tipis menjadi 6,28% di September 2018. Komisioner Pengawas Perbankan II OJK Boedi Armanto Deputi menilai hal ini terjadi karena bisnis BPD disokong oleh dua aspek utama.

"Memang sekarang terjadi peningkatan di kredit konsumer yang bunganya relatif lebih tinggi sehingga NIM BPD jadi naik. Selain itu dropping keuangan pemerintah pusat ke daerah yang on schedule membuat CASA BPD lebih besar, dengan biaya bunga yg lebih rendah," ujar Boedi kepada Kontan.co.id, Jumat (16/11).

Hal serupa juga dirasakan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM). Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha bilang BPD menjaga NIM dengan peningkatan pendapatan bunga lewat penyaluran kredit. Juga menekan biaya bunga melalui menjaga CASA atau dana murah.

Apalagi dana pemerintah (Pemda) berupa giro mendukung rasio CASA Bank. Ferdian bilang di Bank Jatim, giro Pemda memberikan kontribusi sebesar 55% terhadap total giro bank atau 30% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK) bank.

"NIM pada September 2018 di posisi 6,38%. Kami menjaga NIM dengan menjaga biaya dana melalui peningkatan CASA. Sehingga rasio komposisi dana murah tetap baik," ujar Ferdian kepada Kontan.co.id.

Hingga September 2018, rasio CASA mencapai 67,11% dari total DPK sebesar Rp 51,59 triliun. Hingga akhir tahun Bank berupaya menaikkan rasio CASA hingga 70,03% dari total DPK.

Oleh sebab itu, bank masih akan mempertahankan suku bunga bank baik kredit maupun deposito. Lantaran bank masih memiliki likuiditas yang longgar.

 Ferdian bilang sejak awal tahun Bank baru menaikkan bunga deposito sebesar 25 basis poin (bps). Sedangkan bunga kredit belum naik.

Begitupun dengan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang masih mencatatkan NIM di level 7,18% per Oktober 2018.

Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar bilang manajemen akan mempertahankan NIM dengan meningkatkan pendapatan bunga dengan menjaga kualitas kredit.

"Sementara untuk suku bunga dana Bank Sumut sampai akhir tahun cenderung turun sebesar 25 basis point. Seperti tahun lalu kita dibanjiri dana murah giro dan tabungan karena banyaknya pembayaran proyek-proyek pemerintah yang di setorkan ke giro dan tabungan," jelas Syahdan kepada Kontan.co.id.

Lanjut Syahdan hingga saat ini dana Pemda memberikan kontribusi kepada dana murah bank sebesar 35%. Sedangkan rasio dana murah Bank Sumut berkisar 65% dari total DPK sebesar Rp 25,57 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×