kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Kredit Macet Multifinance Menggemuk


Jumat, 17 April 2009 / 10:16 WIB
Kredit Macet Multifinance Menggemuk


Sumber: Kontan |

JAKARTA. Ledakan kredit macet alias bad debt mulai menghantui industri pembiayaan alias multifinance. Makanya perusahaan pembiayaan kini meningkatkan pencadangan piutang ragu-ragu.

Sejumlah perusahaan multifinance mengakui telah melakukan antisipasi itu. Sebut saja, PT BFI Finance, PT Bussan Auto Finance (BAF), dan PT Buana Finance Tbk.

Direktur BFI Finance Cornelis Henry Kho menyatakan, kenaikan pencadangan piutang ragu-ragu bersifat mengantisipasi kemungkinan peningkatan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). "Dalam situasi keuangan seperti sekarang, kami harus waspada," kata Cornelis, Selasa (14/4).

Biasanya, BFI Finance hanya menganggarkan pencadangan piutang ragu-ragu sebesar 3% dari total nilai pembiayaan. Ambil contoh tahun 2007, BFI menyediakan pencadangan Rp 145 miliar yang mewakili 3% dari total kredit.

Tapi sejak 2008, BFI Finance meningkatkan alokasi pencadangan menjadi 4,5% dari total pembiayaan. "Kemungkinan ini lebih dari cukup. Kami yakin nilai itu memadai," ujar Cornelis.

BAF malah melakukan tindakan yang lebih protektif. Kini mereka meningkatkan pencadangan piutang ragu-ragu sebesar 13% dari nilai tahun sebelumnya. "Kami harus bersiap-siap," ujar Josef Inafian, Corporate Planning BAF.

NPL mulai naik

Kecemasan BAF bisa dimengerti. Pasalnya, rasio NPL mereka selama triwulan pertama 2009 mulai merangkak naik. NPL yang sebesar 1,36% pada akhir 2008 naik menjadi 1,38% di akhir Maret 2009.

Antisipasi serupa ditempuh oleh Buana Finance. Direktur Utama Buana Finance Eko Budianto bilang, target pembiayaan mereka sedikit turun, tapi pencadangan piutang ragu-ragu justru meningkat.

Tahun ini Buana Finance menargetkan kucuran pembiayaan kurang dari Rp 1 triliun. Tapi di saat yang sama, Buana menaikkan pencadangan piutang ragu-ragu karena kondisi ekonomi makro yang belum menentu. "Biasanya pencadangan kami 2%-2,5%. Tapi sekarang kami tingkatkan menjadi 2,5%-3% dari total pembiayaan kami," tutur Eko.

Selain pembiayaan kendaraan bermotor, Buana Finance juga masuk ke sektor pembiayaan alat-alat berat. Bisnis yang melayani perusahaan kebun dan pertambangan tersebut sedang lesu karena jatuhnya harga komoditi di pasar global.
Tapi tak semua perusahaan pembiayaan menaikkan pencadangan. PT Federal International Finance (FIF) masih merasa aman dengan level pencadangan piutang ragu-ragu selama ini. "Masih sebesar 2%-2,5%. NPL kami malah turun," ujar Suhartono, Direktur Utama FIF.

Hingga Maret 2009, NPL FIF mencapai 2,4%, turun 0,3% dari periode sama 2008. FIF menekan potensi NPL dengan cara lebih selektif dalam memilih nasabah, serta meningkatkan kolektibilitasnya.

Kembang 888 Multifinance juga masih adem ayem menghadapi tren kenaikan NPL. "Kami hanya mencadangkan sekitar Rp 1,9 miliar dari total piutang kami sekitar Rp 800 miliar," kata Herry Gunawan, General Manager Kembang 888 Multifinance.

Agar NPL tidak melambung tinggi, Kembang 888 melakukan aksi jemput bola, yakni tidak menunggu pembayaran, tapi menagih nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×