kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kredit pensiunan mekar di awal tahun


Senin, 11 Maret 2019 / 20:39 WIB
Kredit pensiunan mekar di awal tahun


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan penyaluran kredit kepada pensiunan semakin ketat. Meski perebutan kue kian sengit, bank melihat potensi pasar pensiunan masih merupakan bisnis yang menjanjikan buat mereka.

Terbukti di awal tahun, penyaluran kredit sejumlah bank yang menyasar kalangan yang masanya kerjanya telah usai masih tumbuh dengan baik. Kita buat contoh PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap). Bank yang memang fokus bermain di pasar pensiunan ini telah mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp Rp 16,33 triliun atau tumbuh 42,1% year on year (yoy).

Sepanjang kuartal I, Bank Mantap memproyeksikan penyaluran kredit bisa mencapai Rp 16,9 triliun atau tumbuh sekitar 30% yoy. Hingga minggu kedua Maret ini, pencapaiannya telah Rp 16,5 triliun. "Jadi target kami akan on track. Sampai akhir bulan tinggal mengejar Rp 500 miliar lagi." kata Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso di Jakarta, Senin (11/3).

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga masih sejalan dengan penyaluran kredit tersebut. Hingga saat ini, Bank Mantap telah mencatatkan DPK sebesar Rp 15,5 triliun. Sampai akhir Maret, mereka akan menyesuaikan DPK dengan pertumbuhan kredit.

Dalam menjalankan bisnis, Bank Mantap akan tetap fokus di pasar pensiunan aparatur sipil negara (ASN). Menurut Josephus, potensi pasar di sektor pensiunan masih sangat besar. Maklum data pensiunan ASN/Polri ada sekitar 2,2 juta dan Asabri 1 jutaan. Sementara Bank ini baru memiliki 80.000 nasabah pensiunan.

Tahun ini, anak usaha dari Bank Mandiri dan Taspen tersebut menargetkan nasabah pensiunan bisa mencapai 150.000. Untuk mencapai target tersebut, Bank Mantap masih akan gencar menambah jaringan sembari mengembangkan teknologi digital. Perusahaan telah menyiapkan anggaran Rp 200 miliar untuk ekspansi tersebut.

Bank Mantap saat ini telah memiliki 274 jaringan kantor yang tersebar di 34 provinsi dan rencananya akan ditambah 51 lagi hingga akhir tahun. Di sektor digital, telah diluncurkan Bank Mantap Mobile dan telah dilakukan pengembangan smart brand sistem. "Pengembangan digital ini diharapkan akan mendorong produktivitas." kata Josephus.

Senada, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga memandang kredit pensiunan sebagai bisnis yang menjanjikan. "Kredit Pensiunan saat ini sebagai salah satu diversifikasi produk potensial yang memberi yield yang tingggi bagi BTN." ungkap Budi Satria, Direktur Konsumer Bank BTN.

Tahun lalu, kredit pensiun Bank BTN mengalami pertumbuhan yang sangat bagus yakni 111% yoy. Namun, persentasinya terhadap total kredit konsumer BTN masih kecil yakni hanya 0,5%. Tahun ini, bank pelat merah ini menargetkan penyaluran kredit sektor ini sebesar Rp 600 miliar.

Adapun dalam dua bulan pertama tahun ini, BTN telah mencatatkan pertumbuhan kredit pensiun 5,25%. Guna mencapai target 2019, Budi mengatakan, BTN melakukan strategi kerjasama dengan berbagai stakeholder

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga melihat potensi kredit pensiunan terbuka luas. Maklum, bank ini telah bekerjasama dengan Taspen dan Asabri. "Tentunya potensi pasarnya akan bertambah seiring dengan pembiayaan pensiunan TNI dan Polri." kata Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha.

Bank Jatim menargetkan kredit pensiunan tumbuh 8% - 10% tahun ini atau menyumbang 6,38% terhadap total portofolio kredit mereka. Sepanjang Januari-Februari, sudah mengalmai pertumbuhan 2,8% dari akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×