Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, PT Bank Sahabat Sampoerna masih dapat mempertahankan kinerja positifnya sepanjang kuartal I-2020. Kinerja intermediasi perseroan tumbuh 5,5% (yoy) menjadi Rp 8,2 triliun, 61,1% dari portofolio tersebut tersalurkan ke sektor UMKM.
Sektor UMKM disebut Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah juga akan jadi penopang pertumbuhan perseroan pada situasi pandemi saat ini.
“Saya sepenuhnya yakin akan prospek ekonomi termasuk UMKM di Indonesia. Kami bangga bahwa kami telah menjadi bagian dari perkembangan UMKM di Indonesia. Dengan berbekal kepercayaan masyarakat dan dukungan dari semua pihak, Bank Sampoerna akan terus meningkatkan kinerja dan mengusahakan memenuhi kebutuhan finansial UMKM di Indonesia”, katanya dalam keterangan resmi, Kamis (28/5).
Baca Juga: Bankir: Persaingan bunga deposito antar bank sedang sengit
Pertumbuhan kredit yang positif ini juga diimbangi dengan tingkat pencadangan yang mumpuni, ini juga seiring implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang mulai berlaku sejak awal tahun.
Rasio pencadangan perseroan per Maret 2020 mencapai 116,7%, meningkat signifikan dibandingkan rasio pada Maret 2019 sebesar 63,8%.
Meskipun peningkatan pencadangan yang cukup besar ini turut mempengaruhi penurunan laba bersih perseroan dari Rp 25,10 miliar pada Maret 2019 menjadi Rp 9,8 miliar pada Maret 2020. Padahal pendapatan bunga bersih perseroan masih tumbuh baik sebesar 8,6% (yoy) menjadi Rp 175,2 miliar
Meski demikian, Direktur Keuangan Bank Sampoerna Henky Suryaputra masih optimistis, tingginya rasio pencadangan perseroan bisa jadi bekal buat perseroan menghadapi tantangan di industri tahun ini, terutama akibat pandemi.
“Dengan rasio pencadangan yang lebih baik, kami akan lebih siap menghadapi tantangan lebih lanjut tahun ini,” kata Henky dalam kesempatan serupa.
Henky optimistis sebab rasio keuangan perseroan juga masih solid menghadapi situasi pandemi. Loan to deposit ratio (LDR) perseroan misalnya cukup longgar pada level 89,6%.
LDR yang mumpuni terbentuk akibat dana pihak ketiga (DPK) perseroan yang juga tumbuh baik, terutama dari komposisi dana murah alias current account and saving account (CASA).
Baca Juga: Modal bank kecil bisa tergerus gara-gara corona? Begini kata bankir
Dana murah perseroan tumbuh 44,8% (yoy), sedangkan deposito relatif tak bertumbuh. Adapun DPK Bank Sampoerna secara total tumbuh 6,7% (yoy) menjadi Rp 9,1 triliun pada akhir Maret 2020.
“Kami memiliki struktur keuangan yang solid, selain LDR ada kami nilai cukup ideal, rasio kecukupan modal kami juga masih baik sebesar 18,4%,” lanjut Hengky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News