Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kinerja PT Artha Prima Finance tengah meredup. Pada kuartal ketiga tahun ini, nilai pembiayaan perusahaan multifinance turun 16,67% dibandingkan periode sama tahun lalu. Biang masalah tersendatnya pembiayaan Artha Prima adalah kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat dan penurunan harga komoditas.
Maklum, sebagian besar pembiayaan perusahaan ini disalurkan untuk kendaraan niaga. Nah, para pelaku usaha saat ini mengerem ekspansi sehingga tidak menambah kendaraan operasional baru.
Fauzan Ardiansyah, Direktur Artha Prima Finance, menganggap tahun 2014 bukan tahun yang menggembirakan bagi pelaku bisnis multifinance. Lihat saja, pada kuartal III tahun lalu, penyaluran pembiayaan Artha Prima masih bisa tumbuh 10% dibanding periode sama tahun sebelumnya menjadi Rp 1,2 triliun. "Tapi sampai September tahun ini, kami baru mencapai pembiayaan sekitar Rp 1 triliun," katanya.
Berkaca dari pencapaian selama sembilan bulan pertama tahun ini, Fauzan pesimistis Artha Prima bisa mencetak kenaikan pembiayaan hingga akhir 2014. Dus, nilai pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan ini akan di bawah dari realisasi tahun lalu. Pada tahun lalu, Artha Prima berhasil menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1,45 triliun.
Sementara itu, hingga akhir tahun ini, Fauzan memprediksi, jumlah pembiayaan Artha Prima tidak lebih dari Rp 1,35 triliun. Padahal, pada awal tahun ini, mereka sempat yakin masih bisa menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1,5 triliun.
Angka proyeksi tersebut dengan catatan bahwa pasar kendaraan niaga mengalami sedikit peningkatan pada kuartal IV ini. Jika pasar kendaraan niaga masih lesu, jumlah pembiayaan yang disalurkan masih bisa lebih rendah. "Kami maksimalkan untuk kebutuhan di pasar infrastruktur," imbuhnya.
Di sisi lain, upaya untuk menutup defi sit pada lini pembiayaan kendaraan komersial sudah dilakukan oleh Artha Prima dengan cara mengerek pembiayaan mobil penumpang. Namun, hal tersebut tak banyak membantu. Sebab, pasar kendaraan penumpang juga meredup tahun ini. Apalagi, mereka masih harus bersaing dengan multifinance lain yang lebih berpengalaman di segmen tersebut.
Makanya, penyaluran pembiayaan masih didominasi oleh kendaraan niaga. Sebanyak 90% pembiayaan disalurkan kepada kendaraan untuk kebutuhan bisnis, seperti truk dan pikap. Sedangkan porsi pembiayaan kendaraan penumpang cuma sebesar 10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News