kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal III 2014, pembiayaan Artha Prima melorot


Sabtu, 01 November 2014 / 11:45 WIB
Kuartal III 2014, pembiayaan Artha Prima melorot
ILUSTRASI. Manfaat buah srikaya untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kinerja PT Artha Prima Finance  tengah meredup. Pada kuartal ketiga tahun ini, nilai pembiayaan perusahaan multifinance turun 16,67% dibandingkan periode sama tahun lalu. Biang masalah tersendatnya pembiayaan Artha Prima adalah kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat dan penurunan  harga  komoditas.

Maklum, sebagian besar pembiayaan perusahaan  ini disalurkan untuk kendaraan niaga. Nah,  para  pelaku  usaha saat  ini mengerem  ekspansi sehingga  tidak  menambah kendaraan operasional baru.

Fauzan Ardiansyah, Direktur  Artha  Prima  Finance, menganggap  tahun 2014 bukan tahun yang menggembirakan bagi pelaku bisnis multifinance. Lihat saja, pada kuartal III  tahun  lalu,  penyaluran pembiayaan Artha Prima masih  bisa  tumbuh  10%  dibanding periode sama  tahun sebelumnya menjadi Rp 1,2 triliun.  "Tapi sampai September tahun ini, kami baru mencapai pembiayaan sekitar Rp 1 triliun," katanya.

Berkaca  dari  pencapaian selama sembilan bulan pertama tahun ini, Fauzan pesimistis Artha Prima bisa mencetak kenaikan pembiayaan hingga akhir 2014. Dus, nilai pembiayaan  yang  disalurkan  oleh perusahaan ini akan di bawah dari realisasi tahun lalu. Pada tahun lalu, Artha Prima berhasil menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1,45 triliun.

Sementara itu, hingga akhir tahun ini, Fauzan memprediksi, jumlah pembiayaan Artha  Prima tidak lebih dari Rp 1,35 triliun. Padahal, pada awal tahun ini, mereka sempat yakin masih bisa menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1,5 triliun.

Angka  proyeksi  tersebut dengan catatan bahwa pasar kendaraan niaga mengalami sedikit  peningkatan  pada kuartal IV ini. Jika pasar kendaraan niaga masih lesu, jumlah pembiayaan yang disalurkan masih bisa lebih rendah. "Kami  maksimalkan  untuk kebutuhan di pasar infrastruktur," imbuhnya.

Di  sisi  lain,  upaya  untuk menutup defi sit pada lini pembiayaan kendaraan komersial sudah dilakukan oleh Artha Prima dengan cara mengerek pembiayaan  mobil  penumpang. Namun, hal tersebut tak banyak  membantu.  Sebab, pasar kendaraan penumpang juga meredup tahun ini. Apalagi, mereka masih harus bersaing dengan multifinance lain yang lebih berpengalaman di segmen tersebut.

Makanya, penyaluran pembiayaan  masih  didominasi oleh kendaraan niaga. Sebanyak 90% pembiayaan disalurkan kepada kendaraan untuk kebutuhan bisnis, seperti  truk dan pikap. Sedangkan porsi pembiayaan  kendaraan  penumpang cuma sebesar 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×