Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Langkah Bank Rakyat Indonesia (BRI) menekan cost of fund melalui peningkatan porsi dana murah tak bisa mengimbangi biaya operasional dan kenaikan provisi. Akibatnya, bank dengan sandi BBRI harus rela keuntungannya tumbuh tipis 1,41% dari Rp 18,03 triliun di September 2014 menjadi hanya Rp 18,29 triliun di September tahun ini.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI menjelaskan, kualitas aset BRI terus membaik. Tapi, kata Haru, karena biaya operasional tidak serta merta turun, maka bottom line laba BRI tidak setinggi tahun lalu. "Provisi kami juga naik dari Rp 4,8 triliun menjadi Rp 6,8 triliun," terang Haru, Kamis (22/10).
Mengenai hal ini, Haru mengatakan, kondisi ekonomi yang belum membaik membuat tren kredit bermasalah naik. Oleh karena itu, BRI pun menaikkan biaya provisi. Pada September tahun ini, NPL nett BRI naik dari 0,46% menjadi 0,59% dan NPL gross jadi 2,24% dari 1,89%.
Asmawi Syam, Direktur Utama BRI menuturkan, laba BRI tetap bertumbuh dan diharapkan dapat tetap meningkat sampai akhir tahun. Menurut Asmawi, masih banyak peluang yang bisa dikembangkan mulai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), proyek infrastruktur, peningkatan dana murah melalui transaction banking, dan memperbaiki kualitas NPL.
"Intinya, kami akan tetap tumbuh dengan menjaga kualitas aset dan mendorong peningkatan dana murah," imbuh Asmawi.
Per September, komposisi dana murah naik jadi 56,2%. Sunarso, Wakil Direktur Utama BRI menyatakan, peningkatan porsi dana murah berhasil menurunkan cost of fund BRI dari yang sebelumnya 4,3% di Triwulan III tahun 2014 menjadi 4,2% di Triwulan III tahun 2015.
"BRI melakukan penyisihan pencadangan kerugian atau NPL Coverage Ratio hingga 150%, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 20,6%, jauh di atas ambang batas ideal yang ditentukan regulator," ucap Sunarso.
Di sisi lain, net interest margin (NIM) BRI turun dari 8,78% menjadi 8%. Sunaro bilang, posisi NIM masih terbilang cukup dan hal itu merupakan dampak dari peningkatan dana murah dan cost of fund yang turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News