kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.588   47,00   0,28%
  • IDX 6.969   135,78   1,99%
  • KOMPAS100 1.011   23,61   2,39%
  • LQ45 785   19,14   2,50%
  • ISSI 221   2,79   1,28%
  • IDX30 407   10,11   2,55%
  • IDXHIDIV20 479   11,92   2,55%
  • IDX80 114   2,35   2,10%
  • IDXV30 116   1,81   1,58%
  • IDXQ30 133   3,78   2,92%

Kuartal IV, booking pembiayaan Muamalat menanjak


Sabtu, 21 November 2015 / 17:40 WIB
Kuartal IV, booking pembiayaan Muamalat menanjak


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Tiga bulan menuju akhir tahun 2015, kredit dan juga pembiayaan industri perbankan menunjukkan geliatnya. Pasca pemerintah melakukan pengeluaran berupa belanja dan melakukan pembangunan infrastruktur, kredit dan pembiayaan di industri perbankan mengalami kenaikan.

Pejabat Eksekutif Bank Muamalat Indonesia Purnomo B. Soetadi menyatakan, pada triwulan IV-2015, terjadi perbaikan untuk permintaan pembiayaan yang jauh lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Di Bank Muamalat sendiri, kata Purnomo, terjadi peningkatan permintaan pembiayaan terutama segmen retail banking dan juga usaha kecil dan menengah (UKM).

Peningkatan permintaan pembiayaan pada tiga bulan jelang tutup tahun, lebih tinggi 17% dibanding rata-rata booking di kuartal I, II dan III 2015 kemarin. Jika pada sembilan bulan pertama 2015 total booking pembiayaan ritel per bulan sekitar Rp 400 miliar, maka sejak awal kuartal IV-2015, booking rata-rata per bulan mencapai Rp 468 miliar.

"Segmen pembiayaan yang juga menjadi motor pertumbuhan sepanjang kuartal IV-2015 mulai dari general trading (perdagangan umum, healthcare (rumah sakit) dan edukasi (pendidikan)," jelas Purnomo di Jakarta belum lama ini.

Dengan pertumbuhan ini, perseraon masih optimis target pertumbuhan pembiayaan pada akhir tahun sebesar 9%-11% masih bisa terealisasi. Meski demikian, Purnomo mengakui bahwa target tersebut lebih rendah ketimbang realisasi pertumbuhan perbiayaan pada akhir 2014 lalu.

Purnomo menambahkan, tahun depan, perseroan juga masih akan memacu segmen pembiayaan di bidang general trading, healthcare dan edukasi selain UKM.

Sampai saat ini, porsi paling besar untuk pembiayaan di sektor ritel ditopang oleh general trading and services yang mencapai 35%-40%, healthcare 12%-15%, pendidikan hampir 20%.

Pembiayaan kesehatan

Purnomo merinci, faktor utama pertumbuhan pembiayaan di segmen healthcare atau kesehatan didorong oleh keberadaan BPJS Kesehatan. Menurut Purnomo, porsi pembiayaan healthcare sebelum ada BPJS Kesehatan memang sudah signifikan sebesar 10%-12%. Namun dengan keberadaan BPJS Kesehatan sekarang ini, porsi pembiayaan segmen kesehatan mencapai 12%-15%.

Menurutnya, prospek pembiayaan sektor kesehatan pada 2016 semakin besar. Hal ini lantaran kesadaran kesehatan di masyarakat semakin tinggi. Ditambah lagi dengan fasilitas pemerintah berupa BPJS Kesehatan.

"Hal ini mendorong porsi pembiayaan ritel terhadap keseluruhan pembiayaan di Bank Muamalat mencapai 45%," jelas Purnomo. 

Pertumbuhan pembiayaan yang mulai menggeliat ini, kata Purnomo, tetap diimbangi dengan prinsip kehati-hatian. Sebab perseroan tetap menjaga rasio pembiayaan bermasalah atawa non performing financing (NPF), sesusi dengan tren industri perbankan syariah yang berkisar antara 3%-4%.

"Akhir tahun kami jaga supaya berkisar di level itu dan tidak naik lagi," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×