Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tengah bersiap melakukan pembayaran obligasi atau surat utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Kondisi likuiditas yang memadai membuat bank-bank tersebut belum berencana terbitkan obligasi baru.
Misalnya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dengan tiga obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Melansir keterbukaan informasi pada Kamis (8/5) lalu, ketiga obligasi tersebut adalah Obligasi Berkelanjutan lV Tahap ll 2022 seri A senilai Rp 600 miliar, Obligasi BBTN Berkelanjutan ll Tahap I 2015 seri D senilai Rp 800 miliar dan Obligasi BBTN Berkelanjutan lV Tahap I 2020 seri C senilai Rp 196 miliar. Ketiganya berturut-turut jatuh tempo pada 24 Mei 2025, 8 Juli 2025, dan 19 Agustus 2025.
Sekretaris Perusahaan BBTN, Ramon Armando mengatakan, saat ini posisi likuiditas BBTN sangat memadai untuk melunasi kewajiban tersebut. Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit BBTN tanggal 31 Desember 2024, dana tersebut telah ditempatkan pada pos efek-efek Surat Perbendaharaan Negara. Dengan begitu, BBTN belum berencana menerbitkan obligasi baru.
Baca Juga: BTN Siap Lunasi 3 Obligasi Senilai Rp 1,59 Triliun yang Jatuh Tempo dalam Waktu Dekat
Meski demikian, BBTN kata Ramon bakal tetap mempertimbangkan kondisi likuiditas dan suku bunga di pasar modal ketika hendak menerbitkan obligasi.
“Jika diperlukan dukungan pendanaan yang lebih luas untuk mendukung program pemerintah, khususnya pendanaan dari pasar modal seperti penerbitan obligasi BTN, maka hal tersebut (penerbitan obligasi baru) akan mempertimbangkan suku bunga market,”terangnya.
Menurutnya prioritas utama BBTN tetap pada upaya penghimpunan dan mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) lewat berbagai promosi, skema, dan kerja sama strategis.
Kemudian ada pula PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang punya kewajiban membayar Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 Seri A senilai Rp 435 miliar yang jatuh tempo pada 5 Juli 2025 mendatang.
Perseroan juga belum melihat perlunya menerbitkan obligasi baru. Menurut EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, kondisi likuiditas perusahaan sangat memadai untuk memenuhi kewajiban tersebut secara penuh dan tepat waktu.
“Perusahaan berencana melunasi surat utang yang jatuh tempo tersebut menggunakan dana internal,” ujar Hera kepada Kontan, Jumat (9/5).
Baca Juga: Jatuh Tempo 5 Juli 2025, BCA Siap Lunasi Obligasi Senilai Rp 435 Miliar
Segendang sepenarian dengan kedua bank tersebut, Direktur Utama Bank Panin Tbk (PNBN) Herwidayatmo juga bilang belum berencana menerbitkan obligasi baru setelah melakukan pelunasan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2018 senilai Rp 1,3 triliun yang jatuh tempo pada 3 Juli 2025.
Ia menyebut kondisi pendanaan bank saat ini sangat cukup untuk melunasi kewajiban tersebut.
“Dengan CAR (capital adequacy ratio) sebesar 35,88% dan LDR (loan to deposit ratio) 90,45% per akhir Maret 2025, Panin Bank memiliki dana cukup,” terang Herwidayatmo kepada Kontan, Jumat (9/5).
Dana ini kata Herwidayatmo, tengah ditempatkan di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Baca Juga: Bank Panin Siap Lunasi Obligasi Senilai Rp 1,3 Triliun yang Jatuh Tempo 3 Juli 2025
Terkait hal ini, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, ada aspek positif dan negatif ketika bank memilih menerbitkan surat utang.
Sisi positifnya, bila respons pasar akan penerbitan obligasi tersebut baik, hal ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap bank tersebut. Efeknya, likuiditas bank menjadi lebih baik.
“Sisi negatifnya, bank harus mencadangkan biaya untuk membayar kupon atau bunga obligasi,” terang Trioksa ketika dihubungi Selasa, (13/5).
Menurut dia, opsi terbaik yang dapat dilakukan bank di tengah tekanan perekonomian saat ini adalah dengan menjaga likuiditas dan melakukan efisiensi operasional.
“Tentu bank sudah punya hitung-hitungan sendiri untuk menjaga likuiditas dan melakukan ekspansi kredit serta investasi. Bila dirasa masih mencukupi, maka opsi penerbitan obligasi bisa dikesampingkan terlebih dahulu,” pungkasnya.
Selanjutnya: Baru Kuartal Dua, SBN Bisa Tembus Target! Ekonom: Bahaya Buat Likuiditas!
Menarik Dibaca: Manfaat Skipping untuk Membakar Lemak Perut dan Cara Melakukannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News