Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pemerintah terus berusaha mendorong Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) oleh perbankan. Namun, penyalurannya oleh berbagai bank ternyata masih jauh dari target.
Misalnya saja, pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI). "Kita malu jika bicara pencapaian," aku Vice President Consumer and Retail Lending BNI, Indrastomo Nugroho, kepada KONTAN, Jumat, (31/5).
Hingga pengujung tahun, BNI menargetkan KPR FLPP-nya mencapai 5.000 unit. Namun sampai bulan ini saja, pembiayaannya belum menginjak angka 1.000 unit.
Indrastomo bilang, ini karena permintaan dari nasabahnya yang kurang. Padahal, bank yang sudah beroperasi sejak tahun 1946 ini mau saja menyalurkan bila permintaannya ada.
Selain itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) pun mengalami keadaan serupa. Pada kuartal pertama kemarin, KPR FLPP yang disalurkan cuma untuk satu rumah saja. Padahal, tahun ini Bank Jatim berharap dapat membiayai 500 rumah bersubsidi. "Jual itu sulit," ungkap Pimpinan Divisi Agribisnis dan Ritel Bank Jatim Salusin.
Ia mengaku, yang menjadi kendala penyaluran FLPP adalah minimnya minat pengembang. Salusin bilang bahwa minat nasabah sebenarnya sudah banyak. Hanya saja para pengembang tersebut belum menyelesaikan proyek pembangunan. Sedangkan, bank hanya bisa membiayai bila rumah bersubsidinya telah tersedia.
Tahun ini, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) menargetkan pembiayaan perumahan bersubsidi oleh perbankan mampu mencapai 121.000 unit. Di tahun lalu, KPR FLPP yang disalurkan perbankan hanya 73.923 unit. Ini pun didominasi 91% oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) dengan penyalurannya 67.728 unit rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News